Mubazirnya Toilet Umum
Segelintir orang di lingkungan tempat tinggal kita, masih ada saja orang yang tak punya kamar mandi atau toilet refresentatif. Bahkan di beberapa wilayah yang jauh dari perkotaan, seperti di wilayah Selatan maupun utara Majalengka, masih ada yang buang hajat ke kakus umum di atas Balong. Ada juga yang ke sungai.
Pemandangan buang hajat di sungai maupun Balong, meski sudah jarang, namun masih ada. Cobalah jalan-jalan ke daerah terpencil di wilayah Kabupaten Majalengka, tanpa harus menyaksikan langsung orang yang sedang buang hajat—setidaknya tempat kakus di atas Balong, yang dibangun dengan material bambu dan kayu, masih ada.
Kalau mandi di sungai? Pemandangan ini pun masih bisa disaksikan tepatnya di sungai Ciwaringin yang mengalir melintas di wilayah Rajagaluh, Leuwimunding, Sumberjaya. Artinya, bahwa sebagian orang di rumahnya tak ada fasilitas kamar mandi atau toilet.
Pada kenyataannya, pemerintah juga tidak tinggal diam. Pembangunan fasilitas toilet umum ini sudah terealisasi dan tersebar di beberapa desa di sejumlah kecamatan. Dibangun tahun 2017 lalu.
Kondisinya saat ini? Memprihatinkan. Toilet umum itu mayoritas tak dimanfaatkan warga. Padahal bangunan itu megah, bulan pertama hingga enam bulan, bentuknya masih lebih bagus daripada rumah kecil di perumahan ukuran 36. Kini, kondisinya terbengkalai, tanpa penghuni, dicorat-coret dengan tulisan yang tak mendidik. Pintu dan engselnya rusak. Warga bilang seperti rumah hantu.
Parahnya lagi, terkadang, di beberapa tempat, toilet umum itu, selalu dipakai tempat mesum oleh remaja maupun orangtua dewasa. Ini perhatian siapa? Fasilitas umum itu telah dibangun oleh anggaran pemerintah, namun sepertinya….entah karena faktor apa…fasilitas umum tersebut, hanya menunggu ambruk.
Comment here