Dalam dunia pendidikan, hal yang tidak bisa dihindarkan ialah aspek metode pengajaran seorang guru kepada peserta didiknya. Menurut pepatah mengatakan bahwa ” Guru kencing sambil berdiri, murid sambil kencing berlari.”
Eits, jangan dulu berpikiran negatif akan kutipan pepatah tersebut. Namun dalamilah maknanya yang penuh arti yakni guru bagaikan artis yang ditiru oleh peserta didik mulai dari sikap, perilaku hingga pengetahuan. Apabila seorang guru telah menjadi dirinya yang mengispirasi siswa, menilai secara objektif hingga pandai literasi teknologi masa kini. Itulah guru yang hebat dan memesona.
Sesuai dengan acara seminar nasional yang digagas oleh Ristekdikti bekerjasama dengan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada hari jumat, 18 Juli 2019 bertempat di Malibu Dome Convention Hall Hotel Grand Pasundan, Bandung. Dengan 750 lebih peserta berbaur dengan penuh antusias menyimak para enam pemateri yang begitu luar biasa.
“Ciri guru profesional dulu kala yakni berpusat pada guru, sedangkan kini pembelajaran yang berpusat pada siswa.” Ujar Guru Besar dari UMS Medan dengan penuh antusias.
Ungkapan yang menandakan perkembangan zaman dengan generasi Alfa saat ini membutuhkan metode yang berbeda “High Order Thinking Skill” atau disingkat menjadi HOTS. Jika, peserta didik diajarkan tidak hanya menghafal melainkan berpikir kritis. Maka, ketertinggalan dunia pendidikan dengan negara lain pun niscaya akan mengejarnya. Kemendikbud pun mulai merambah kemudahan bagi para guru untuk mengakses teknologi digital dengan membagikan modul gratis mulai 1 Agustus 2019 mendatang.
Untuk lebih lanjut materi seminar nasional “Refleksi Pendidikan Profesi Guru” dapat diakses via link => bit.ly/ppg_pasundan. Sedangkan, materi “Internasional Conference Development in Digital Era for Making Indonesia 4.0” dapat diakses melalui link => bit.ly/materisemin.
Oleh: Dewi Rima
Comment here