Rela Mencuci di Air Keruh
MAJALENGKA – Misrah (49), warga Desa Cipaku Kecamatan Kadipaten Kabupaten Majalengka itu nyaris setiap pagi membawa setumpuk pakaian kotor.
Di rumahnya, ia tidak bisa mencuci karena keterbatasan air. Sumur gali yang ada di area tempat tinggalnya, hanya tinggal sedikit.
Awalnya, Misrah agak ragu ketika pertama kali mencuci pakaian menggunakan air sungai Cideres. Selain bau tak sedap, air sungai yang mengalir dekat sebuah rumah sakit itu, juga berwarna keruh. Meski tidak terlihat bertumpuk, sampah-sampah plastik menghiasi hamparan dasar sungai itu yang kian terlihat kerontang.
“Kalau untuk memasak dan minum, ada air isi ulang galon. Tapi untuk mandi dan mencuci pakaian, terpaksa ke sungai,” ujarnya, Rabu (4/9).
Seperti harapan warga lainnya, Misrah berharap hujan segera turun. Krisis air bersih di desa tempat tinggalnya itu membuatnya kerepotan dan sulit untuk mendapatkan suplai air bersih. Kemarau tahun ini dirasakannya cukup berat.
”Kami berdo’a supaya musim hujan segera tiba,” ungkapnya.
Kepala Desa Cipaku, Suharya mengatakan pihaknya mengamati dan mencatat bahwa krisis air bersih yang dialami warganya cukup banyak. Ia bersama pamong desa mendata, sedikitnya ada dua rukun tetangga yang mengalami krisis air bersih.
“Data realnya masih pendataan. Tapi memang benar bahwa warga di sini, sudah kesulitan untuk mendapatkan air. Makanya warga terpaksa mencuci di sungai Cideres,” tuturnya.
Sementara itu, aktifis lingkungan hidup, M. Indan mengatakan telah tiga tahunan musim kemarau di wilayah Majalengka dirasakan sangat berat. Terutama di wilayah Majalengka bagian tengah dan utara, serta area bebukitan gersang seperti di daerah Cibodas menuju Nunuk Baru Kecamatan Maja.
“Dari sisi kacamata lingkungan, kekurangan pasokan air itu karena semakin banyaknya pepohonan di hutan yang ditebang. Area tanah yang banyak pohon dapat menyerap dan menyimpan air hujan,” ungkapnya.
Indan menyarankan agar pepohonan besar tidak ditebang, serta kembali menanam pohon jenis kayu-kayuan. Hanya saja, terkadang aksi penanaman pohon kalah saing dengan pembangunan infsratruktur. ( ****)
Comment here