Sikapi BIJB Kertajati dan Cisumdawu, Kadin Wilayah Rebana Fokus Kembangkan Usaha
MAJALENGKA – Menyikapi soal makin ramainya kunjungan domestik di BIJB Kertajati-Majalengka, serta akan selesainya jalur tol yang tembus ke area bandara (Cisamdawu), para Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dari Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan (Ciayumajakuning) ditambah dari Subang, Sumedang (Susu) sepakati soal kemajuan usaha dan investor di wilayah yang disebut-sebut kawasan Rebana ini oleh Gubernur Jabar.
Mereka membentuk Forum Komunikasi Kadin Susu-Ciayumajakuning di salah satu hotel wilayah Munjul-Majalengka.
Ketua Kadin Kota Cirebon, Yuyun Wahyu Kurnia mengatakan forum ini membahas tentang konsep strategis untuk menyongsong kawasan segitiga emas rebana. Forum Kadin itu, juga memberikan berbagai konsep solusi ke depannya menyikapi banyaknya investor yang masuk.
“Kawasan rebana harus maju dan berkembang dalam soal usaha dan bisnis,” ungkapnya.
Ketua Kadin Majalengka H. Budi Victoriadi menyikapi soal BIJB Kertajati yang semakin ramai, wacana jalur rel kereta api Cirebon-Bandung juga mencuat akan kembali diaktifkan. Sementara saat ini, jalur tol yang masuk area bandara Kertajati, yakni Cisumdawu juga sedang dikebut.
“Potensi Majalengka yakni pariwisata. Namun itu perlu regulasi untuk kita investasi, bagaimana dipermudah perizinannya dan lain sebagainya,”ungkapnya.
Budi menilai soal kemajuan wilayah tidak cukup jika hanya mengandalkan jalur birokrasi. Pilar lainnya seperti pihak swasta, juga punya andil dalam menggerakan ekonomi dari pajak dan lain sebagainya. Budi menilai saat ini telah mulai banyak turis asing ke Majalengka.
“Namun armada dan transportasi serta penginapan masih menjadi kendala. Artinya wilayah 3 Cirebon, Sumedang dan Subang juga memiliki problema yang sama, memiliki kepentingan yang sama dengan kawasan Segitiga Rebana dan adanya Bandara Kertajati,”ungkapnya.
Budi mengamati bahwa selama ini di Bandara Kertajati, untuk pegawai petugas parkir, security, telah memanfaatkan jasa pekerja orang Majalengka. Sebagai perbandingan, Bandara Palembang awalnya juga sama dari nol, tapi dikembangkan dengan melibatkan pengusaha lokal.
“Kita akan menghire konsultan internasional agar pelaku-pelaku usaha lokal dilibatkan. Itu penting untuk kemajuan wilayah,” tuturnya.
Kadin Kuningan Ageng Sutrisno merekomendasikan untuk membangun ekosistem wisata yang integrated di wilayah 3 Cirebon, pihaknya ingin mengajukan peraturan bahwa untuk masa tinggal turis harus lebih lama, takni rata-rata di wilayah 3 hanya 2-3 hari.
“Kami dari Kuningan juga melibatkan unsur seni budaya. Kuningan akan mengadakan Linggarjati Travel Fair untuk menggali potensi Wilayah 3 Cirebon kita diluar pemerintah sudah integrated, landing di Bandara Kertajati, Beli batik di Cirebon dan wisata di Kuningan dan Majalengka, kita minta pemerintah juga integrated,” ujarnya.
Kadin Subang, Bambang mengatakan untuk pelabuhan internasional Patimban pihaknya juga masih kesulitan dalam berkomunikasi dengan pihak pemerintah daerah dan pihak terkait.
“Ini juga jadi kendala ini. Padahal kita harus kompak, terutama teman-teman dari Subang,” ujarnya.
Kadin Sumedang, H. Thomas mengatakan menyikapi Tol Cisumdawu, pihaknya telah meminta secara maksimal pengerjaan section 1 dan section 3 dan telah direspon cukup bagus. Sementara untuk section 4 ada masih ada kendala, karena pelaksananya tidak memiliki likuiditas yang baik.
“Interchangenya ini malah diarahkan ke Tol Cipali, Konsepsi Segitiga Rebana ini, apa manfaatnya bagi Sumedang yang hanya penyangga, bukan bagian dari segitiga Rebana, apa kompensasinya bagi daerah penyangga dari segitiga Rebana ini. Harus ada Perda dan Pergub, supaya punya dasar,” tandasnya. ( EDA)
Comment here