Tips Supaya Tidak Keracunan Makanan Soto, Nasi Kuning dan Nasi Uduk
MAJALENGKA – Rabu pekan lalu, 18 September 2019, puluhan warga Rajagaluh Kidul Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka heboh masuk Puskesmas terdekat. Gejalanya mual-mual dan pusing. Hasil Diagnosa dokter, penyebabnya adalah karena warga mengkonsumsi soto, nasi kuning dan nasi uduk.
Tiga jenis makanan itu kini tengah diperiksa di laboratorium. Hasilnya belum ada, baru diketahui setelah 14 hari. Tim dokter, maupun petugas dari dinas kesehatan masih bertanya-tanya soal penyebab keracunan 48 warga berbagai usia itu.
Alasannya, beragam. Pedagang soto di Rajagaluh itu sudah tujuh tahun menjalankan usahanya. Namun baru pertama kali ada kejadian semacam keracunan. Alasan lain, soto, nasi kuning dan nasi uduk juga diproduksi pedagang lainnya di wilayah lain. Termasuk di luar Majalengka. Lantas apa yang menjadi penyebab keracunan puluhan warga di Rajagaluh itu? Masih belum terjawab.
Akan tetapi, ini hanya sekedar tips dan anjuran dari Dinas Kesehatan Majalengka. Melalui Kasie Perizinan dan Pengawasan Obat-obatan, Makanan dan Minuman, Dr. Rian Patriana mengatakan pemilihan makanan untuk dikonsumsi memang sangat perlu diperhatikan.
“Minimal, ketika mendapati makanan yang sudah terbungkus plastik atau kertas nasi itu, tanya dulu waktu membungkusnya dari jam berapa? Itu penting. Sebab kalau lebih dari empat jam, bakteri jahat bisa merusak kondisi makanan tersebut,” ujarnya.
Makanan yang dikemas oleh bahan tak ramah lingkungan seperti plastik transfaran, plastik kresek, kertas nasi dan bahan kimia lain, seringkali membuat makanan itu akan termasuki zat intoleransi dan tidak baik jika dikonsumsi.
“Bungkus nasi dari daun pisang dan daun jati, itu ternyata lebih menyehatkan. Lebih tahan lama menyimpan bakteri positif,” ujarnya.
Terpisah, aktifis YLBK Majalengka, Beben Badruzaman mengatakan soal peristiwa keracunan massal di Rajagaluh Kidul Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka itu termasuk dalam Kejadian Luar Biasa atau KLB. Alasannya, pasien yang berobat ke Puskesmas tercatat lebih dari 40 orang. Bahkan, pihaknya mengunjungi Puskesmas dan tercatat pasien berjumlah 48 orang.
“Dinyatakan KLB karena warga yang keracunan lebih dari 20 orang. Nah, data Puskesmas mencatat ada 48 orang, maka kami pun turun tangan. Kami menghimbau agar warga tetap memperhatikan makanan yang akan dibelinya,” ungkapnya. ( EDA)
Comment here