TOKOH

Sepekan Tiga Buku, Dulu Ketua KPU Ini Rajin Baca Kho Ping Kho

Sepekan Tiga Buku‎, Dulu Ketua KPU Ini Rajin Baca Kho Ping Ho

MAJALENGKA – macakata.com – Bagi kebanyakan orang, kesuksesan itu hanya sebuah kemujuran. Namun, ketika ditanyakan langsung, perihal bagaimana dia menempuh proses dan tahapan sehingga bisa seperti saat ini? Jawaban singkat dari rangkaian perjalanan proses itu, cukup dijawab singkat, Terus Berusaha dan Berdoa.

Sebagian orang, bahkan menyematkan kalimat bagus, Teruslah Belajar dan Membaca Buku serta Jangan Lupa Beraksi. Jadi tak sekedar teori dan angan-angan saja.

Itu pula, yang terlontar dari ucapan Ketua KPU Majalengka, Agus Syuhada. Pria kelahiran Jatitujuh Kabupaten Majalengka ini, sejak Tsanawiyah dan Muallimien (Setingkat LTA) sudah biasa membaca buku.

“Waktu itu, saya sering baca buku buku ringan. Komik-komik Dragon Ball. Terus saya paling suka baca Kho Ping Ho. Saya nyewa bacaan itu di Taman Baca. Lupa saya tarif sewanya, kalau gak salah 300 perak untuk dua buku,” ungkapnya, pertengahan September 2019 kepada Macakata.com.

Nah, sejak saat itu, bacaan-bacaan ringan itu terasa sudah dibaca semua. Mulailah Agus melahap buku-buku tebal, seperti bacaan terjemahan maupun karya penulis Indonesia, seperti novel-novel karya Hamka.

“Novel Hamka yang berjudul Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk itu bagus. Saya baca juga, saya nonton film itu juga.” ujarnya.

Dalam satu pekan, Agus sudah biasa menyelesaikan tiga buku. Dengan satu buku yang rata-rata ketebalannya lebih dari 600 halaman. Saat ini, karena pekerjaan dan jabatannya sebagai Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan menjabat sebagai Ketua-nya, buku-buku politik menjadi referensi bacaannya selama ini.

“Tapi saat ini pun saya sedang menempuh S-3. Saya juga membaca buku-buku berbahasa Inggris dan Arab.”

Agus memberikan solusi terhadap buku-buku murni berbahasa Arab dan Inggris yang dibacanya. Ia membacanya, kemudian membuka kamus di internet ponselnya. Koasakatanya semakin terasah.

“Saling sinergi dengan teknologi masa kini. ‎Saya baca buku cetak, tapi saya buka kamusnya dalam gawai ini,” ungkapnya, sambil menunjukkan ponsel miliknya.

Agus terus memotivasi para pelajar atau siapapun untuk rajin baca-baca. Manfaatnya banyak. Karena selain wawasan dan pengetahuan bertambah, ‎membaca itu mengasyikan.

“Pikiran semakin terasah, cakrawala semakin terbuka. Dan kita selalu merasa haus ilmu. Itu motivasi yang bagus.”

Karena keranjingannya baca buku, ketika mendapatkan beasiswa S-2, Agus ‎sengaja mengeluarkan Rp. 10 juta untuk membeli referensi buku bacaannya.

“Buku itu kebutuhan bagi saya. Ketika dapat beasiswa itu, saya pernah menyisihkan 10 juta untuk buku-buku. Itu sebanding dengan kebutuhan saya,” ujarnya. ( Acil)

Comment here