BUDAYAKREATIF

Manfaatkan Potensi Alam, Abah Ogi Mengukir Bambu

Lima Tahun Mengukir Hasilkan Karya Unik Bercitarasa Seni

MAJALENGKA – macakata.com – Sudah hampir lima tahun Abah Ogi menekuni ukiran bambu. Semua karyanya berbahan dasar kayu serba guna itu. Mulai satu set gelas dengan nampannya, teko, kaligrafi, figura foto dan ukiran lain tergantung pesanan.

Pria 43 tahun ini tinggal di Blok Rabu Desa Genteng Kecamatan Dawuan Kabupaten Majalengka Jawa Barat. Ia mengisi hari-harinya dengan telaten mengukir bambu. Jika ada pameran tentang kerajinan, ia akan hadir bersama komunitasnya yang bernama Buara Kembang Campaka (BKC).

“Mulai menekuni sejak tahun 2015 lalu. Tapi ketertarikan ukir-mengukir ini sudah sejak kecil. Saya belajar dari warga sini, dari orangtua saya juga. Cuma mulai menekuni sejak empat tahun lalu,” ujar Abah Ogi, saat ditemui di rumahnya, Kamis 10 Oktober 2019.

Abah Ogi memanfaatkan bambu yang tersebar di hampir penjuru wilayah Desa Genteng. Sehingga, selain bambu itu dimanfaatkan untuk buat saung, bangunan rumah, ia ingin ada manfaat lebih dari bambu yang bernilai seni.

“Bambu itu merupakan salah satu anugerah alam. Jadi saya ingin menekuni dan membuatnya bernilai seni.” ungkapnya.

Selama ini, Abah Ogi sering memasarkan karya ukirannya itu dengan postingan di akun facebook miliknya. Di tag langsung ke Karang Taruna Desa Genteng dan pemerintah desa. Saat ini, peminatnya bukan hanya warga Majalengka, namun dari Timor Leste juga tertarik dan membelinya.

“Sekarang, akun FB saya, konsen postingan karya ukiran bambu ini. Sudah ada dari Timor Leste yang tertarik. Juga dari Bogor,” ungkapnya.

Namun, lanjut Abah Ogi, karena keterbatasan Sumber Daya Manusia ‎(SDM), ia belum mampu memproduksi banyak-banyak hasil karya ukiran. Ia pun siap terus belajar dan konsen untuk mengasah keterampilannya mengukir bambu. Ia akan serius membudidayakan keterampilan mengukir.

“Saya sering hadir dalam kegiatan pameran seni. Workshop. Al-hamdulillah responnya bagus.” ungkapnya.

Sementara, ketika ditanya soal harga karya ukiran bambu miliknya, Abah Ogi tidak mau menyebutkan nominalnya.

“Soal harga itu relatif. Saya lihat orangnya dulu. Saya juga lihat tingkat kesulitan mengukirnya. Serta lama pembuatannya,” ujarnya tersenyum.

Terpisah, Kepala Desa Genteng, ‎Bambang Suherlan didampingi pamong desa lainnya, mengatakan, potensi ukiran bambu di wilayahnya sedang diberdayakan. Bahkan, pihaknya merasa bangga karena punya potensi keterampilan ukiran bambu.

“Termasuk kita gunakan di kantor desa ini. Ada hiasan dinding, asbak serta benda lain ukiran bambu. Itu semua karya Abah Ogi. Dan kita akan bantu juga dalam promosi,” tandasnya. ( Acil)  ‎

Comment here