Ajat dengan Produk Kopi-nya Sugih Wangi
MAJALENGKA – macakata.com – Meski baru setahun konsen menggeluti usaha kopi, Ajat Sudrajat kini lebih oftimistis untuk membawa nama Majalengka dengan brand kopi Sugih Wangi ke kancah Indonesia, bahkan dunia.
Pria berusia 29 tahun ini memimpikan wisata dengan konsep edukasi agro wisata ke kebun kopi di sekitar Lemahsugih.
“Karena konsepnya, wilayah selatan itu kan wisata. Saya bermimpi punya wisata agro kopi. Jadi pengunjung yang datang tidak sekedar berkunjung saja, tapi belajar mengenal produk kopi,” ungkapnya, kepada macakata.com saat ditemui di sela-sela mengikuti penyuluhan keamanan pangan di gedung Saluyu Majalengka, Selasa 22 Oktober 2019.
Kecintaanya pada kopi, berawal dari keprihatinannya melihat orangtuanya hanya menjual dan memasarkan hasil panen ke pasar lokal di Lemahsugih. Padahal, dengan adanya teknologi dan aplikasi berbasis jejaring sosial, ia bisa mendapatkan pembeli kopi dari berbagai wilayah.
“Yang terjauh itu pernah ngirim ke Qatar dan Bali. Saya jualan di sosial media (sosmed). Sekarang ini jualan itu lewat hape. Orangtua saya tak menyentuh itu, maka saya sebagai anaknya perlu mengeksistensikan produk lokal,” ungkapnya.
Setahun menggeluti kopi, Ajat memahami betul bagaimana mempertahankan rasa dan kualitas kopi. Dari empat jenis kopi yang ada, yang paling populer adalah jenis Robusta dan Arabika.
“Ketertarikan pada kopi sebetulnya sejak tahun 2012. Cuma saya mulai konsen setahun terakhir ini.” ujarnya.
Berbicara usaha kopi, sebetulnya lebih banyak pengerjaannya, maka keuntungan yang dihasilkan akan semakin banyak.
“Lebih banyak tangan, maka keuntungan akan semakin banyak.” ucapnya.
Namun, ketika ditanya soal omset per satu minggu atau satu bulan, Ajat enggan mengatakannya. Menurutnya urusan keuangan belum saatnya dipublish, meski ia sebagai pengusaha kopi punya manajemen hitungan sendiri soal omset.
“Lumayanlah, saya tak mau sebut. Tapi lumayan untuk mencukupi kebutuhan saya dan keluarga,” tuturnya.
Ketika ditanya soal mengikuti pelatihan dan penyuluhan, Ajat hanya beralasan bahwa itu tuntutan zaman. Pihaknya beralasan bahwa dunia terus berubah, sehingga harus bersiap diri untuk mampu bersaing.
“Tuntutan perubahan, harus kita ikuti.” tandasnya.
Berurusan dengan biji-biji kopi pilihan, juga membuatnya lebih memahami secara mendalam tentang bagaimana memilih buah kopi sebelum dipetik dari pohonnya.
“Sebetulnya, panen kopi dalam setahun itu dua kali. Namun, panen terbaik adalah yang pertama. Itu sekitar bulan April, Mei dan Juni,” pungkasnya.
Mengenai produk kopi yang menjadi brand mereknya, Kopi Sugih Wangi mempunyai jenis natural, honey, fullwash. Kemasannya pun dibuat mengikuti trend kekinian dan telah disuplai serta dikirimkan ke sejumlah kafe dan restro di wilayah Ciayumajakuning, Bandung dan Jakarta.
”Harganya bervariatif, mulai dari di bawah Rp.50 ribu, sampai yang termahal 400 ribu. Tergantung prosesnya,” ungkapnya. ( Rich )
Pemesanan Kopi bisa kontak hp/WA ke : 085 321 194 286
Comment here