Ribuan Penari Belentung di Bendung Rentang Jatitujuh Majalengka Jawa Barat
MAJALENGKA – macakata.com – Area Bendung Rentang Jatitujuh Kabupaten Majalengka Jawa Barat dipenuhi ribuan orang pada Jumat siang, 25 Oktober 2019. Suasana ini terlihat hingga sore. Namun, festival tanah air ke-6 ini rupanya menggebrak dunia.
Tarian seribu lebih penari Belentung tercatat oleh pihak Record Holders Republic (RHR). Mereka bahkan menghitung ulang secara manual, hasilnya menakjubkan, tercatat ada 2.704 penari Belentung Jatitujuh.
Lebih dari sepuluh menit, ribuan penari yang berasal dari berbagai kalangan, guru, pelajar, pegiat seni, bahkan warga, serta para pejabat, termasuk jajaran bupati dan wakilnya ikutan bergoyang.
Tarian itu khas, dengan iringan musik Belentung yang bersuara mirip Kodok dengan kapasitas ritme yang lebih besar. Sebagian gerakannya pun agak lucu, karena selain tangan, kaki dan anggota tubuh lainnya yang bergerak, si mulut ikut bergerak dengan menggelembungkan pipi. Hasilnya, tarian tersebut menghasilkan keunikan dan punya kekhususan yang khas, juga terkenang dalam memory orang yang menyaksikannya secara langsung, maupun melihat di media sosial.
Banyak Youtuber, Blogger, Jurnalis berbagai kalangan, termasuk wisawatan mancanegara ikut mengabadikan momen bersejarah tersebut.
Indonesia Vice President of Record Holders Republik (RHR), Lia Mutisari mengatakan pihaknya merasa bangga karena dapat memberikan penghargaan kepada Konser Kampung Jatitujuh, karena telah menggelar even terunik dan mempunyai ciri khas yang belum pernah ada di dunia ini sebelumnya.
“Sebelumnya belum ada rekord seperti ini. Makanya kami berani datang dan memberikan penghargaan,” ungkapnya.
Lia menambahkan pihaknya memang menerima laporan bahwa akan ada seribu lebih penari Belentung di Jatitujuh. Namun, ia dan teman-temannya kembali mengkonfirmasi langsung dengan menghitung manual para penari yang ada. Hasilnya tercatat 2.704 penari Belentung.
“Kami hitung ulang. Hasilnya ada 2.704 penari. Ini sesuatu yang baru. Di wilayah lain, di dunia ini belum ada, baru di Jatitujuh ini,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Belentung Charlim Getot mengatakan tarian belentung ini merupakan identitas lokal Jatitujuh, yang menyelaraskan harmoni antara lingkungan dan orang. Pihaknya berharap, daerah Jatitujuh menjadi daerah penyangga BIJB dengan harmonisasi seni budaya.
“Seni budaya menjaga keseimbangan ekosistem, itu menjadi tanggungjawab kita semua. Ini merupakan rangkaian festival tanah air ke-6, dengan tema serumpun atau gotong royong,” ujarnya.
Terpisah, dalam sambutannya, Bupati Majalengka, H. Karna Sobahi mengatakan tari kolosal yang digagas oleh Konser Kampung ini luar biasa unik. Pihaknya, mengucapkan selamat atas terselenggaranya acara ini. Sebagai kabupaten Kreatif di Indonesia, Majalengka telah mempunyai seni pertunjukan yang beragam unik.
“Saya berharap kegiatan hari ini, yang tadi sudah dimunculkan, tarian belentung ini menjadi kearifan lokal. Majalengka sangat kaya akan keberagaman,” tandasnya.
Di lain tempat, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Majalengka, H. Gatot Sulaeman mengatakan Festival Tanah Air yang rutin digelar Konser Kampung Jatitujuh bersama para komunitasnya, kini telah masuk catatan dunia. Ini suatu kebanggaan tersendiri bagi Majalengka.
“Sekaligus pekerjaan rumah untuk kita, supaya ke depan, even ini harus lebih baik lagi. Dengan begitu tetap dipertahankan, tetap dilestarikan. Sehingga ke depan akan lebih banyak wisatawan lagi yang datang ke Majalengka,” tandasnya. ( Acil)
Comment here