Muspika dan pelajar Jatitujuh melaksanakan apel upacara sumpah pemuda di Bantaran Sungai Cipelang-Bendung Rentang
MAJALENGKA – macakata.com – Pertama kalinya, apel upacara peringatan hari Sumpah Pemuda digelar di pinggir sungai Cipelang Bendung Rentang Jatitujuh Kabupaten Majalengka Jawa Barat.
Muspika Jatitujuh bersama ratusan pelajar dan para guru terlihat khidmat melaksanakan apel Upacara Sumpah Pemuda di area venue Festival Tanah Air ke 6 di Bantaran Sungai Cipelang Jatitujuh.
Biasanya, apel upacara apapun, termasuk momen peringatan Sumpah Pemuda, hanya dilaksanakan di lapangan bola atau alun-alun biasa. Namun di tahun 2019 ini, pemerintah Kecamatan bersama unsur sekolah sengaja melakukannya di Bantaran Sungai dekat Bendungan Rentang.
Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-91 tingkat Kecamatan Jatitujuh juga semakin berkesan dalam memory pelajar. Alasannya, mereka melaksanakan upacara bendera dengan latar belakang panggung festival bernuansa artistik bambu.
Sesepuh Konser Kampung Jatitujuh, Dedi Kijoen mengatakan gagasan pelaksanaan upacara momen sumpah pemuda itu cukup spontanitas dan mendadak. Pihaknya hanya mengutarakan ide itu ke pihak Muspika, kemudian direspon antusias sehingga terlaksana.
“Pihak Muspika meresponnya dengan baik dan akhirnya upacara Sumpah Pemuda ini bisa terlaksana. Tentu ini sejarah. Terutama para pelajar, mereka menikmati suasana baru,” ungkapnya, Senin 28 Oktober 2019.
Camat Jatitujuh, Rony Setiawan menjelaskan kegiatan itu merupakan terobosan baru dengan memanfaatkan area publik yang bernilai jual. Pihaknya sangat merespon dan mendukungnya karena beberapa faktor alasan pendukung. Secara garis besar adalah untuk kemajuan pariwisata di Majalengka.
“Sehingga kolaborasi dan sinergisitas antara pihak pemerintahan, dengan komunitas dan semua stakeholder bisa sejalan dengan potensi yang ada di daerahnya. Ini momentum awal, ke depannya kita akan mengemas lagi kegiatan upacara seperti ini agar lebih baik dan menarik lagi,” ujarnya.
Danramil Jatitujuh, Kapten Inf.Imam Burhan mengungkapkan apel upacara sumpah pemuda yang digelar di Bantaran sungia Cipelang Bendung Rentang Jatitujuh dinilai sebuah terobosan dan sangat unik. Pihaknya menilai ada edukasi yang positif sehingga para pelajar dan guru dapat lebih berinteraksi dengan alam terbuka.
“Ini cukup unik dan tidak monoton. Jadi tidak selalu yang namanya upacara itu mesti di lapangan luas dan berpakaian seragam, bisa saja di masa yang akan datang semua peserta upacara memakai pakaian adat nusantara, sehingga bisa lebih menanamkan lagi rasa nasionalisme,” tandasnya.
Sementara itu, sejumlah pelajar tingkat SMA di Jatitujuh cukup takjub dengan gelaran apel upacara sumpah pemuda. Setiap tahun, kalangan pelajar bersama para guru memang suka melaksanakan Apel besar seperti ini. Hanya saja, untuk momen sumpah pemuda ini dilaksanakan di tempat yang berbeda.
“Jadi ini tak membosankan. Kita jadi serasa sedang kemah.sekaligus tadabbur alam. Panas memang, tapi ini suasana baru.” ungkap Wiwin, pelajar yang duduk di kelas 1 tingkat SLTA diiyakan pelajar lainnya. ( Acil)
Comment here