BERITAWISATA

Tempat Pembuangan Sampah Berubah Jadi Wisata Aryakibans Land

Tadinya Tempat Pembuangan Sampah Selama Puluhan Tahun, Wisata Aryakibans Land Kini Menjanjikan Kesegaran yang Mengasyikkan

MAJALENGKA – macakata.com – Puluhan tahun tempat ini selalu menjadi tempat pembuangan sampah. Namun, baru tiga pekan ini‎, wisata alami yang menawarkan kolam renang, river tubing, kolam terapi ikan, juga tempat ngopi, kini menjadi tempat wisata keluarga yang mengasyikan, menyegarkan dan menantang adrenalin.

Namanya, wisata Aryakibans Land. Nama ini diambil dari kearifan lokal nama tokoh adat di desa setempat, yakni di Dusun Aryakiban Blok Ciketit Desa Rajagaluh Kidul Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Meski baru tiga mingguan dibuka (belum dilounching secara resmi), namun, masyarakat di Kecamatan Rajagaluh, maupun Kecamatan tetangga lainnya, seperti Sindangwangi, Leuwimunding, Sukahaji, Sumberjaya, Palasah, Jatiwangi telah banyak yang berkunjung ke tempat wisata ini.

Wisata Aryakibans Land, menawarkan nuansa sejuk pegunungan di pinggir Sungai Ciputri yang terjal dan banyak bebatuan besar. Oleh karenanya, wisata adrenalin rivver tubing juga cocok untuk dicoba di sini.

Sebagai penulisnya, saya mencoba sendiri permainan yang memacu adrenalin ini. Tentu, ada instruktur yang mendampingi. Juga ada peralatan safety/pengamanan seperti pelampung, helm, pengaman tumit kaki dan kedua tangan juga harus dipakai bilamana mau mencoba wisata rivver tubing Ciputri ini, siapkan saja biayanya yakni Rp. 15.000,-

Sementara, untuk biaya tiket masuk, pihak pengelola belum memasang tarif khusus, karena masih nuansa promo percobaan. Pengunjung hanya diharuskan membeli air minum dalam kemasan bermerk seharga Rp. 5.000,- . Selain itu, jika anak-anak mau berenang, dan mau menggunakan ban pelampung, maka ada biaya untuk sewa ban tersebut.

Untuk sementara, wisata Aryakibans Land ini masih menyediakan dua kolam renang untuk anak-anak, dua kolam terapi ikan dan satu kolam khusus ikan air tawar. Meskipun begitu, air kolam untuk anak-anak ini bersumber dari sumber mata air yng jernih, sehingga bebas kaporit.

Salah satu Pengelola Wisata Aryakibans Land, H. Zaenal Muttaqin membenarkan bahwasnya wisata ini tadinya merupakan tempat pembuangan sampah di blok Ciketit. Puluhan tahun warga terbiasa membuang sampah di tempat ini.

“Sekira tujuh bulanan, kami bergotong royong membersihkan sampah di sini, mengedukasi warga supaya berhenti buang sampah ke pinggir sungai Ciputri ini. Al-hamdulillah berhasil. Hasilnya ya, ini, wisata yang bersih, alami dan menyegarkan,” ungkapnya, Sabtu, 15 February 2020.

Zaenal menambahkan pengelola wisata ini menamakan dirinya Masyarakat Peduli Sungai Sampah Sosial (MPS3) juga mengedukasi warga dengan cara menyediakan tong sampah supaya tidak lagi membuang sampah ke pinggir sungai.

“Setelah penuh, kita angkut‎ ke tempat yang semestinya, yang kemudian bisa diangkut oleh petugas resmi,” ujarnya.

Pengelola lainnya, Agus Fikri mengatakan wisata Aryakibans Land ini digagas oleh warga di lingkungan dusun Aryakiban. ‎Wisata ini juga menawarkan river tubing sepanjang 400 meter‎ di sungai Ciputri.

“Luas wisata alam Aryakibans Land ini kira-kira 300 bata atau 4.200 meter persegi. Rencananya masih akan diperluas.” ujarnya.

Agus menambahkan pihaknya berencana untuk membangun fasiltas tambahan yakni pembangunan homestay sederhana, juga kolam renang dewasa yang kedalamnnya lebih dari satu meter.

“Kami berencana menambah fasilitas lainnya, yakni akan dibangun homestay dan kolam renang dewasa. Saat ini baru ada kolam anak-anak saja,” ujarnya.

Pengelola lainnya, Jujun dan Diding menjelaskan ‎dalam kepengurusan dan pengelolaan wisata Aryakibans Land ini sedikitnya ada 20 orang terlibat. Pengembangan dan wisata edukasi berkelanjutan tengah dikonsep dan perlahan direalisasikan.

“Bila wekend, Sabtu-Minggu, pengunjung mencapai seribu orang. Hari-hari biasa ada di angka 300 orang pengunjung.” ungkapnya.

Solihan, pengelola lainnya juga berharap wisata Aryakibans Land ini menjadi wisata yang punya ciri khas dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

“Menariknya lagi, di pinggir sungai ini ada curug kecil, sehingga menjadi daya tarik nuansa alami pegunungan,” tandasnya.

Sementara itu, sejumlah pejabat termasuk pejabat dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Majalengka tercatat pernah mengunjungi obyek wisata yang tengah dalam proses pengembangan ini.

Untuk sampai ke lokasi wisata ini cukup mudah. Dari terminal dan pasar Rajagaluh, pengunjung hanya terus lurus ke arah Desa Kumbung. Namun, sebelum sampai di desa Kumbung, setelah melewati Balai Desa Rajagaluh Kidul, ada pertigaan jalan menuju Desa Singawada dan Sadomas. Ada jembatan beton di pertigaan jalan itu. Turunlah dari kendaraan. Tanyakanlah langsung ke pengelola bengkel, maupun toko makanan dan minuman di dekat jembatan tersebut. Mengingat petunjuk arah menuju wisata ini masih minim. ( MC-02)

Comment here