Paguyuban Ini Sempat Dituding Merupakan Sebuah Kerajaan Seperti yang Ramai Dibicarakan, Namun Pihak Pemdes Banyusari Memastikan Bukan Kerajaan
MAJALENGKA – macakata.com – Banyak pihak yang menuding dan menduga bahwa Paguyuban Tunggal Rahayu Ampera, yang terletak di Blok Babakan Cilimus RT 01 RW 05 Desa Banyusari Kecamatan Malausma adalah sebuah kerajaan, namun pihak pemerintah desa memastikan bahwa kumpulan orang-orang tersebut hanya paguyuban biasa.
Kepala Desa Banyusari, Junadi mengatakan sebetulnya di Desa Bayusari Kecamatan Malausma itu tidak ada kerajaan, sepengetahuannya hanya ada paguyuban. Yaitu Paguyuban Tunggal Rahayu Ampera Kandang Wesi.
”Selama ini kegiatan-kegiatan yang dilaksanakannya itu hanya kegiatan istighosah, tidak ada yang aneh-aneh, dengan harapan agar ada bimbingan dan keselamatan dari Allah.” ujarnya, saat dikonfirmasi, Rabu 19 February 2020.
Junadi menambahkan pihaknya memastikan bahwa selama ini di Desa Banyusari aman-aman saja. Bahkan ketika sempat ramai itu, ketika ada informasi bahwa di Desa Banyusari ada kerajaan baru, padahal yang benar di Desa Banyusari hanya ada paguyuban. Pihaknya berpesan, kepada masyarakat untuk tetap menjaga keamanan dan ketentraman lingkungan.
“Masyarakat di desa kami aman-aman saja. Tidak ada yang aneh-aneh,” tandasnya.
Salah satu Tokoh Masyarakat yang saat ini menjabat sebagai Ketua RW 05, Aceng mengatakan hal yang sama, bahwa paguyuban tersebut bukan kerajaan, melainkan hanya paguyuban biasa. Masyarakat sekitar dan lingkungan sama sekali tidak merasa terganggu dengan kehadiran paguyuban tersebut.
“Kami merasa aman-aman saja, kondusif dan tidak ada yang dirugikan dengan paguyuban itu, karena selama ini kegiatannya sangat positif, hanya istghosah memohon kepada Allah agar jaga dan diberi keselamatan.”Ungkapnya.
Sementara itu, penanggung jawab Paguyuban Tunggal Rahayu Ampera, H. Jajang Mubarok mengatakan pihaknya memohon dengan hormat kepada masyarakat Indonesia bahwa Kandang Wesi Paguyuban Tunggal Rahayu Ampera NKRI ini bukan kerajaan, melainkan hanya paguyuban yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Di dalam kepengurusan tidak ada pungutan dan tidak merugikan masyarakat, karena kegiatan kami hanya istighosah, yang selama ini dilaksanakan dalam satu minggu sekali dan itupun dilaksanakan di pesantren-pesantren dengan dipimpin para kiai setempat.” ungkapnya.
Untuk pembentukan kepengurusan yang saat ini dibentuk, lanjutnya, hanya ada 40 orang tidak kurang tidak lebih dan kegiatan hanya istighosah supaya diberi keamanan, ketentraman, keselamatan oleh yang maha kuasa.
“Jadi, kami pastikan, kami hanya paguyuban biasa,” tandasnya. (MC-02)
Comment here