Pertemuan Stake Holder Meeting ini Membahas Pencegahan dan Solusinya Agar Penderita HIV-Aids di Majalengka Tidak Bertambah Lagi
MAJALENGKA – macakata.com – jumlah penderita HIV Aids di Kabupaten Majalengka Jawa Barat bertambah lagi. Berdasarkan catatan dari Dinas Kesehatan, melalui Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), tahun 2019 lalu masih tercatat di angka 49 orang. Namun pertengahan bulan Februari 2020 ini jumlahnya menjadi 53 orang.
Muncul pertanyaan kenapa jumlahnya terus bertambah? Dalam pertemuan stake holder meeting bersama berbagai pihak unsur Muspida yang melibatkan Bapelitbangda, Dinkes, Satpol PP, Bagian Kesejahteraan Sosial juga Dinsos, Lembaga Perlindungan Anak, serta kalangan lain yang berkaitan. Jawabannya beragam, namun yang paling menonjol adalah, masih adanya yang sehat dan normal jajan (bergaul bebas dengan PSK) di lokalisasi tertentu. Setelah itu,yang normal dan sehat negatif HIV-AIDS bergaul kembali dengan pasangan resminya di rumahnya. Jadilah bertambah jumlahnya.
Ketua PKBI Majalengka, Mulyana mengatakan saat ini jumlah penderita HIV-Aids bertambah menjadi 53 orang. Sebelumnya di tahun 2019 masih di angka 49 orang. Namun, selama dua bulan yakni Januari dan pertengahan Februari 2020 ini sudah ada yang positif lagi.
“Kemarin yang positif HIV-Aids itu sudah ada yang meninggal dunia satu orang. Jadi kini 52 orang. Pertemuan ini adalah untuk langkah antisipasi ke depannya, tentang bagaimana pencegahannya,” ujarnya, saat diwawancara usai stake holder meeting di Hotel Fitra wilayah Munjul, Jumat, 21 February 2020.
Didampingi programer penanganan, Beben Badruzzaman, Mulyana menjelaskan dalam pertemuan stake holder meeting itu pemda memang harus peduli untuk penanganan soal HIV-Aids ini, begitupun dengan kalangan lainnya, termasuk masyarakat, dalam hal ini pasangan suami istri yang normal untuk tidak berganti-ganti pasangan. Di sini dibutuhkan kesadaran semua pihak, termasuk masyarakat.
“Saling pengertian saja, jangan jajan di luaran. Karena celah penularannya, rata-rata karena salah satu dari pasangan suami-istri itu, entah karena kecewa atau ada masalah di rumahnya, malah melampiaskannya berhubungan badan dengan PSK. Sementara PSK tersebut ternyata malah sudah positif HIV, lalu berhubungan badan lagi dengan pasangan resmi di rumahnya, ya akhirnya yang di rumah jadi tertular.” ujarnya, hal ini pun diucapkan Beben saat membuka prolog stake holder meeting.
Mulyana menuturkan pertemuan itu pun akan berlanjut ke pembahasan lainnya, termasuk akan dibangun sekretariat Komisi Penanggulangan Aids (KPA). Selama ini sekretariat tersebut hanya ada di kompleks pendopo, sehingga yang mau konsultasi terasa agak sungkan untuk datang menyambangi.
“Tadi sudah sepakat, rencana akan dibangun sekretariat KPA. Sehingga nanti konsultasi mengenai HIV-Aids bisa lebih leluasa, tidak lagi harus ke komplek pendopo. Untuk lokasinya nanti kita kordinasikan,” ujarnya.
Mulyana juga sudah berkordinasi dengan pihak Kemenag bahwa ke depan, rencananya, calon pengantin juga akan dilakukan tes HIV-Aids sebelum melangsungkan pernikahannya.
“Pertemuan berikutnya akan dibahas lebih spesifik. Rencana tes HIV-AIDS sebelum menikah menguat,” tandasnya. ( MC-02)
Comment here