BERITAEKONOMI

Bus Pariwisata Merugi, Sudah Sebulan Tak Beroperasi

Makin Sepinya Penumpang Akibat Imbas Wabah Corona‎, Membuat Perusahaan Angkutan Umum Meliburkan Karyawannya

MAJALENGKA – macakata.com – Industri transportasi angkutan umum juga merugi. Imbas wabah pandemi global Corona, Covid 19 ini, membuat angkutan umum antar kota dalam provinsi, untuk kategori bus pariwisata ini sepi penumpang karena tak ada orderan yang masuk.

Akibatnya, bukan hanya setoran yang kurang. Namun, operasional yang dikeluarkan juga tak sebanding dengan hasilnya.

Perusahaan Otobus (PO) Pariwisata BS Guvilli contohnya, telah tiga minggu ini berhenti mengaspal. Nyaris satu bulan, di parkiran bus yang ada di dekat Pasar Sindangkasih atau pasar Cigasong ini bertumpuk. Tanda tak pernah keluar.

‎Puluhan bus tersebut menjadi pemandangan sehari-hari. Mereka terpaksa mangkir, karena tidak pernah lagi menerima orderan sewa.

Satu dua pegawai juga terlihat tak bersemangat. Lunglai karena tak ada aktifitas berarti yang menandakan kesibukan normal. Kondisi mobil berbadan besar tersebut sudah tampak seperti hiasan saja. Hanya bisa dipandang.

Pengelola PO Bus Pariwisata BS Guvilli, Cucu (42) membenarkan, bahwasanya sudah hampir satu bulan ini, puluhan kendaraan bus yang dikelolanya tak pernah mengaspal lagi.

“Kami sudah tak jalan sejak tiga minggu lalu. Karyawan pun libur. Ada sebanyak 67 orang kini di rumah.” ungkapnya, Kamis, 2 April 2020.

Cucu menambahkan ‎instruksi pemerintah atas musibah wabah Covid-19, ini membuat orderan yang biasanya penuh menjelang akhir tahun ajaran baru, tak satupun yang diterimanya.

“Kami bekerja dan siap mengaspal, itu bergantung dari orderan yang datang. Sementara orderan sekarang nihil.” ungkapnya.

‎Cucu menjelaskan, orderan jauh-jauh hari dari sejumlah kalangan memang sudah ada. Rencana tentang liburan seusai ujian dan setelah lebaran sudah masuk.

“Hanya saja, karena ada himbauan pemerintah. Orderan tersebut semuanya kembali dibatalkan. Ya kami mau bagaimana lagi. Toh nyaris semuanya kena dampaknya.” ungkapnya.

‎Sepinya orderan dan tak adanya gerak aktifitas dari 30 armada, membuat karyawan, baik staff, mekanik, sopir maupun kondektur terpaksa diliburkan. ‎Sedikitnya ada 67 orang yang terpaksa dirumahkan.

“Kami ada 30 bus. Total pekerja ada 67 orang.  Karyawan yang bekerja saat ini hanya dua orang perhari.” ungkapnya.

Cucu menuturkan soal pendapatan, namanya juga bisnis yang manajemennya berdasarkan pemasukan orderan.

“Namun karena tiadanya orderan, secara otomatis tidak ada pendapatan,” ungkapnya. ( MC-02)

Comment here