ScienceTravel

Ada Meteor Jatuh di Sungai Cilutung Majalengka

Puluhan Juta Tahun Silam, Dalam Penelitian Sejarah, di Sungai Cilutung Pancurendang Pernah Ada Meteor Jatuh. Obyek Wisata Gunung Karang Salah Satu Kemungkinan Jejaknya

MAJALENGKA – macakata.com – Sungai Cilutung yang memanjang dari Nunuk, Pancurendang, Bantarujeg Kabupaten Majalengka, hingga perbatasan Sumedang itu, menyimpan jejak sejarah jatuhnya batu meteor, puluhan juta tahun lalu.

Jejak batu meteorit itu bukan isapan jempol. Teori ini dikeluarkan berdasarkan hasil penelitian tahun 2011 lalu. Salah satu penelitinya itu dari kalangan intelektual LIPI.

Komunitas Pecinta Sejarah di Majalengka juga mencatat teori tersebut. Selain teori jatuhnya meteor di sekitaran sungai Cilutung, yang memanjang dan mengalir di wilayah Majalengka, teori lainnya menyebutkan, di wilayah itu sempat ada keluarnya lava dari perut bumi, di titik dekat sungai Cilutung tersebut. Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa dulu di wilayah tersebut merupakan lautan.

Ketua Grup Majalengka Baheula‎ (Grumala) Nana Rohmana membenarkan adanya teori tersebut. Pihaknya memastikan hal tersebut berdasarkan penelitian dari LIPI. Akan tetapi penelitian tersebut belum final dan akan dilanjutkan.

“Tahun 2011 lalu ada penelitian di sini. Disebutkan bahwa dulu ada meteor yang jatuh. Sekira puluhan juta tahun silam,” ungkapnya, Minggu, 12 April 2020.

Pria yang akrab dipanggil Mang Naro menjelaskan, teori lainnya, yakni di titik sungai Cilutung Pancurendang Tonggoh itu, sempat muncul adanya luapan lava dari perut bumi. Sehingga jejak sungai tersebut merupakan keindahan tersendiri.

“Jejaknya itu ada lapisan pinggiran sungai itu sangat unik. Mirip jejak dinosaurus, bergaris-garis membentuk fosil, beda dengan pinggiran sungai pada umumnya.” ungkapnya.

Naro menuturkan jejak pada batuan dan cadas sungai Cilutung tersebut, juga mirip dengan yang ada di Kebumen Jawa Tengah. Pihaknya berharap kepada pemerintah untuk menjadikan kawasan Cilutung itu, sebagai kawasan pendidikan untuk penelitian geologi atau geopark.

“Ada baiknya, jika wilayah Cilutung ini dijadikan geopark, pusat penelitian dan kawasan pendidikan penelitian. Sekaligus wisata edukasi.” ungkapnya.

Hal senada diungkapkan tim juru gejlig lainnya, yakni Edi dan Topik. Mereka berdua juga ikut menjelajahi lokasi jejak sejarah sungai Cilutung tersebut. Mereka pun berharap supaya pemda, baik Kabupaten, Provinsi maupun pusat, supaya merespon dan menjadikan lokasi tersebut, sebagai kawasan pendidikan untuk penelitian geologi.

Sementara itu, di area Pancurendang Tonggoh, juga ada wisata Gunung Karang. Ribuan batu-batu raksasa tersebut, konon merupakan imbas dari jatuhnya meteor, yang diperkirakan berada tak jauh dari lokasi Bukit Gunung Karang tersebut.

*** Teori Lainnya, Dulunya Lautan

Naro menjelaskan, di pinggiran sungai Cilutung tersebut, bentuk lapisan tanahnya vertikal, bukan horizontal. Bentukan lapisan tersebut memang sangat mirip dengan yang ada di Geopark Karangsambung Kebumen Provinsi Jawa Tengah. Dalam penelitian LIPI menyebutkan, tentang wilayah tersebut, dulunya puluhan juta tahun lalu adalah kawasan Lautan.

“Karena adanya proses keluarnya lava dari perut bumi, maka tanah di titik tersebut, menyembul ke atas, sehingga lapisan tanah yang tadinya mendatar menjadi terangkat vertikal.” ujarnya.

Naro menuturkan, teori ini kemungkinan bisa sama dengan yang ada di wilayah Cilutung-Majalengka. Terkait soal dulunya lautan juga ada kemungkinan, sebab di wilayah Pancurendang-Cilutung tersebut banyak ditemukan batu-batu karang.

“Termasuk obyek wisata Gunung Karang, di situ banyak batuan mirip batu karang, oleh karenanya, gunung itu dinamai Gunung Karang.” pungkasnya. ( MC-02)

Comment here