Berhari Hari Banjir, Air Sulit Surut, Ketinggian Mencapai 60 Cm
MAJALENGKA – macakata.com – Ini bukan soal Corona. Ini tentang sumber produksi tani. Beras yang akan menjadi makanan kita di meja makan.
Telah tiga malam selalu hujan dengan intensitas yang banyak dan lama. Hasilnya, ratusan hektar padi di desa Panyingkiran dan Biyawak Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka kebanjiran.
Area pertanian yang berdekatan dengan bandara Kertajati itu, memang sering banjir. Akan tetapi sebelum ada Bandara, airnya cepat surut. Kini genangan air tersebut sulit surut. Airnya tetap menggenang cukup lama.
Seorang petani di Desa Panyingkiran, Asro mengatakan sudah tiga hari ini dirinya kesulitan untuk memanen padi. Sudah waktunya untuk dipanen. Namun air banjir tersebut susah sekali surutnya.
“Sawah sudah terendam air, banyak padi yang roboh, sehingga perlu ekstra keras untuk memanennya,” ungkapnya, Rabu, 15 April 2020.
Bersama kedua anaknya, Asro akhirnya membawa padi hasil panennya itu, dengan menggunakan plastik terpal. Terpal itu didorong mengapung ke tepi jalan, untuk memudahkan pengangkutan.
“Kedalaman air mencapai 60 cm. Ada di Blok Cibuaya dan Jalan Cai. Air sampai meluap ke jalanan.” ungkapnya.
Petani lainnya di Desa Biyawak, Fuad mengatakan sawah miliknya juga terendam. Ia mengeluh hasil panennya jelek dan produksi padinya menurun sejak dua tahun lalu, karena sering banjir jika musim hujan.
“Dulu tidak pernah banjir seperti ini, biasanya hujan deras pun, sehari langsung surut lagi.” jelasnya.
Fuad menuturkan saat ini, banjir di sawah miliknya sulit surut. Air genangan sampai berhari-hari. Apalagi jika malam hujan turun dengan intensitas yang banyak.
“Air hujan yang menggenang sulit surut, sementara hujan turun tiap hari. Itu sejak ada Bandara, hulu resapan airnya berkurang,” pungkasnya. ( MC-02)
Comment here