OPINI

Ramadlan dan Spirit Kemenangan

Oleh : Acep Saefuddin M.Ed

Ketika berbicara tentang Bulan Ramadan, maka akan banyak sekali perspektif yang dapat kita kaji. Hal ini menunjukkan betapa Ramadlan adalah bulan yang penuh makna, kehadiranya bahkan sangat ditunggu oleh segenap Ummat Islam, karena memiliki nilai keutamaan yang tinggi.

Rasulullah SAW dan para Sahabat pun mengungkapkannya dengan ucapan “Marhaban Yaa Ramadlan,”dengan penuh suka cita.

Dalam persektif sejarah, Bulan Ramadlan merupakan bulan kemenangan Ummat Islam, ini dibuktikan dengan beberapa peristiwa, baik ketika Rasulullah SAW masih hidup, maupun setelah beliau wafat,diantara peristiwa-persitiwa tersebut antara lain:

1. Perang Badar
Perang Badar adalah pertempuran besar pertama antara umat Islam melawan Kafir Quraisy. Perang ini terjadi pada 17 Ramadan tahun 2 H (13 Maret 624). Pasukan kecil kaum Muslim yang berjumlah 313 orang bertempur menghadapi pasukan Quraisy dari Mekkah yang berjumlah 1.000 orang dengan peralatan perang yang lengkap dan pasukan yang terlatih.

Setelah bertempur habis-habisan sekitar dua jam, pasukan Muslim menghancurkan barisan pertahanan pasukan Quraisy, yang kemudian mundur dalam kekacauan. Perang Badar ini diabadikan dalam Al Qur’an surat Al Anfal ayat 41 dengan sebutan “Yaumul Furqan” (hari pemisah antara yang hak dan batil).dan “Yaumul Taqol Jam’an”(Hari bertemunya dua kelompok).

Kemenangan pada Perang Badar memberi kepercayaan diri yang kuat pada Ummat islam yang baru berhijrah 2 tahun serta dalam kondisi pasukan yang masih sangat minim, serta keyakinan akan datangnya pertolongan Allah.

1. Fathu Makkah
Fathu Makkah artinya pembebasan kota Makkah merupakan peristiwa yang terjadi pada tahun 630 M tepatnya pada tanggal 10 Ramadan 8 H, di mana Nabi Muhammad SAW beserta 10.000 pasukan bergerak dari Madinah menuju Mekkah, dan kemudian menguasai Mekkah secara keseluruhan tanpa pertumpahan darah sedikitpun, sekaligus menghancurkan berhala-berhala yang ditempatkan di dalam dan sekitar Ka’bah.

Peristiwa Fathu Makkah memberi pesan perdamaian, dan membuktikan bahwa Islam adalah agama damai,dan anti terhadap kekerasan. Pasukan Ummat Islam di bawah pimpinan Rasulullah SAW yang berjumlah 10.000 dengan kekuatan penuh dapat menguasai Kota Mekkah tanpa terjadi pertumpahan darah sedikitpun.

2. Perang Tabuk
Perang ini terjadi pada 8 Ramadlan tahun 9 H dan menjadi peperangan terakhir yang diikuti langsung oleh Rasulullah SAW saat melawan pasukan Bizantium Romawi, namun peperangan tidak terjadi karena kemudian dilakukan perjanjian damai antara kedua belah fihak, yang secara prinsip merupakan kemenangan Ummat Islam.

Pelajaran terpenting dalam Perang Tabuk adalah ketika terjadi pengkhianatan oleh Orang-orang Munafiq yang kembali ke Madinah dan tidak ikut berperang. Sehingga Ummat Islam semakin yakin akan bahayanya orang-orang munafiq dalam perjuangan.

3. Penaklukan Gibraltar oleh Thariq bin Ziyad
Dalam peristiwa ini nama Thariq bin Ziyad yang dalam dalam sejarah Spanyol disebut Taric el Tuerto (Taric yang memiliki satu mata) menjadi tokoh sentralnya,ia adalah seorang jendral dari dinasti Umayyah yang memimpin penaklukan muslim atas wilayah Al-Andalus (Spanyol, Portugal, Andorra, Gibraltar dan sekitarnya)

Thariq bin Ziyad bersama pasukannya pada tanggal 28 Ramadhan tahun 92 Hijriyah (29 April711 M) mendarat di Gibraltar (nama Gibraltar berasal dari bahasa Arab, Jabal Tariq yang artinya Gunung Thariq). Setelah pendaratan, ia telah mengobarkan semangat jihad kepada pasukannya untuk berperang dengan bersungguh-sungguh kerana Allah.

Penaklukan Gibraltar sekaligus merupakan babak baru perjuangan Ummat Islam menaklukkan daratan Eropa (Andalus), kemudian Thariq bin Ziyad ditunjuk sebagai Gubernur Andalusia.

4. KekalahanTentara Mongol
Pada tanggal 15 Ramadhan tahun 658 Hijriyah, umat Islam di bawah pimpinan Sultan Qurthuz berhasil mengalahkan tentara Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan, cucu Genghis Khan. Perang ini terjadi di Ain Jalut, Palestina Utara.

Kemenangan ini menjadi bukti keperkasaan pasukan Ummat Islam,bahkan menghadapi pasukan yang sangat bengis dan sadis sekalipun, seperti pasukan Mongol yang dikenal biadab ini.

5. Proklamasi Kemerdekaan RI
Peristiwa yang tidak kalah penting yang terjadi pada bulan Ramadlan adalah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bertepatan dengan tanggal 8 Ramadhan 1364 H.Proklamasi Kemerdekaan RI merupakan pernyataan kemeekaan Indonesia terhadap penjajahan sekaligus sebagai bentuk kemandirian bangsa ini dalam menentukan nasibnya sendiri. Kemerdekaan yang diproklamasikan pun kemudian dinyatakan dalam Pembukaan UUD 45 sebagai berkat Rahmat Allah SWT, disamping hasil perjuangan keras Bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah.

Peristiwa-peristiwa di atas menjadi bukti bahwa bulan Ramadlan yang di dalamnya terdapat ibadah shaum telah memberi spirit yang kuat bagi ummat Islam dalam mencapai kemenangan.. Shaum sejatinya adalah “benteng” (Junnah), demikian sabda Rasul SAW dalam sebuah Hadits, benteng adalah bagian penting dalam sebuah peperangan, ketika bentengnya kokoh maka akan sulit musuh menembus dan sebaliknya.

Dengan shaum di Bulan Ramadlan, tingkat spiritualitas diri meningkat yaitu ketaqwaan kepada Allah SWT (QS 2:184), kemudian dengan ketaqwaan aka mendorong semangat juang (Ruhul Jihad) dalam mengahadapi musuh tanpa rasa takut sedikitpun kecuali hanya kepada Allah, (QS 41:30), sehingga pantas mengapa ummat Islam banyak mendapat kemenangan di Bulan Ramadlan.

Secara perhitungan akal,mungkinkan pasukah dalam keadaan lapar dan haus di tengah berkecamuknya peperangan yang begitu hebat bisa menang?,apalagi musuh yang dihadapi dalam keadaan perut terisi,tenaga tentu lebih besar. Itulah pertolongan Allah,sebab ummat Islam menyerahkan sepenuhnya kepada Allah, (Tawakkal) ,karena mereka yakin tidak memiliki kekuatan dan kemampuan selain Allah (Perhatikan QS 8:17).

Semoga Allah senantiasa mmbersamai kita dalam menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan, khususnya dalam menghadapi mushibah Pandemi covid 19 ini,kita berikhtiar semaksimal mungkin,lalu kita tawakkal kepada-Nya, dan semoga Romadlon ini menjadi washilah dalam memenangkan “peperangan” dengan covid 19. Amin. ***

*** Penulis adalah Ketua Pimpinan Daerah Persatuan Islam Majalengka. Kepala Madrasah Aliyah Persis Majalengka. Pernah Study di Deakin University Melbourne Australia.

Comment here