BERITAWorld

Dibangun 1990-an, Jembatan Cikebakan Heuleut Hanya Amblas Pinggirnya Saja

Pihak Desa Telah Memasang Rambu Seadanya Berupa Pemasangan Bambu Penghalang dan Dua Drum Sebagai Penanda Berbahaya

MAJALENGKA – macakata.com – Dibangun sejak zaman Belanda dulu, sekira tahun 1990-an (versi catatan pemerintah desa dibangun tahun 1937), Jembatan Cikebakan yang melintas di jalur Heuleut Kecamatan Leuwimunding, dan tembus ke Sindanghaji Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka ini, hanya terlihat amblas pinggirnya saja.

Tanah di bagian sebelah barat, dekat toko busana dan pom mini, diantara dusun satu dan dua itu, kini telah dibatasi pembatas bambu dan dua drum seadanya. Hal tersebut hanya sekedar untuk mengingatkan pengendara motor maupun mobil, agar berhati-hati ketika melintas di jalan tersebut.

Amblasnya tanah bagian atas jembatan ini, yang di bawahnya mengalir sungai Cikebakan, cukup dalam ke dasar permukaan sungai. Yakni sekira lima sampai enam meter. Meski begitu, jika dibiarkan tanpa ada penanganan lebih lanjut, kemungkinan amblas akan semakin melebar dan memutus jembatan, karena abrasi ini terus memakan pondasi bagian sebelah barat. Tak menutup kemungkinan, jika terus dibiarkan, akan ada korban jiwa.

Jembatan dengan panjang tidak lebih dari sepuluh meter dan lebar empat meter itu, hanya terdiri dari bebatuan bata merah yang tersusun rapih, dengan tertempel oleh batuan semen dan pasir. Sama seperti kebanyakan jembatan lainnya, yang dibangun pada masa penjajahan Belanda.

“Namun, jika tak segera diperbaiki, bisa saja ambruk, seperti jembatan yang menghubungkan Wanayasa Kecamatan Kasokandel dengan Sukaraja Kulon Kecamatan Jatiwangi (Tahun 2016 lalu, Red). Itu juga sama buatan Belanda,” ujar salah satu pengendara motor, yang melintas ke wilayah Heuleut.

Sejumlah warga yang ditemui di lokasi, juga membenarkan bahwa jembatan tersebut‎ telah ada sejak dirinya masih kecil. Jembatan Cikebakan itu, menurut sejumlah warga, juga belum mengalami perbaikan apapun, sejak dibangun oleh Belanda, dulu.

“Sejak saya kecil, jembatan ini sudah ada. Bahkan sebelum saya lahir, kata orangtua saya, jembatan ini sudah ada. Tapi seingat saya, baru kali ini mulai terlihat amblasnya,” ungkap sejumlah warga, yang ditemui rata-rata berusia 40 tahun-an, Senin, 08 Juni 2020.

Menurut Ulis di Desa Heuleut, Pepen mengatakan jembatan yang dibuat pada zaman penjajahan Belanda tersebut dibangun pada tahun 1937 masehi.

Kepala Desa Heuleut, Andri melalui salah seorang Kadusnya, Ato mengatakan, pihaknya mengingatkan warga dan pengendara supaya tetap waspada dan hati-hati ketika melintas. Saat ini pihaknya telah melaporkan dan tengah diajukan untuk perbaikan.

“Telah diajukan supaya segera ada penanganan lebih lanjut.” ujarnya. ‎

Sementara itu, berdasarkan informasi dari pihak Kecamatan Leuwimunding, jalur yang bisa tembus ke Kecamatan Palasah ini, melalui akses Heuleut-Tanjungsari-Patuanan-Sindanghaji-Tarikolot tersebut, termasuk pada jalur lintasan jalan kabupaten, bukan jalan milik desa. ( MC-02)

Comment here