PMI Jemput Bola ke Daerah Terpencil
MAJALENGKA – macakata.com – Persediaan labu darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Majalengka mengalami penurunan drastis pada masa pandemi Covid-19.
Tercatat sejak akhir Maret 2020, yang tadinya perbulan bisa mendapatkan sedikitnya 1.200 labu darah, tiga bulan terakhir ini, setiap bulannya hanya mendapatkan 600 labu darah saja. Mengalami penurunan hingga setengah persennya.
Untuk menyiasatinya, PMI Majalengka bekerjasama dengan berbagai instansi seperti Polres, TNI, ASN serta mendatangi wilayah pedalaman di perbatasan paling ujung Kabupaten Majalengka.
Namun, hasilnya tetap belum maksimal. Labu darah masih tetap kurang bila dibandingkan dengan sebelum masa pandemi Covid-19.
“Yang biasanya rutin berdonor, juga tidak/enggan datang, karena PSBB juga. Orang harus berada dalam rumah terus,” ungkap Kabid Pelayanan PMI Majalengka, Andi Puji Santoso, di sela-sela acara peringatan hari donor sedunia di kantor PMI, Selasa, 16 Juni 2020.
Andi menambahkan, saat ini menyambut hari donor sedunia, ada penambahan stok labu darah hingga mencapai seratus labu dalam sehari. Berdasarkan data yang masuk hingga pukul 12.00 WIB, Selasa siang.
”Kami catat ada sekira 100 labu, itu dari Polres 70 labu, di kantor PMI ada sekira 30 labu. Yang daftar donor hari ini jumlahnya lebih banyak lagi, namun setelah diseleksi, ada beberapa yang tidak memungkinkan, sehingga dilarang untuk mendonorkan darahnya,” ungkapnya.
Andi menceritakan bahwa sebelum masa pandemi Corona, yakni pertengahan Februari 2020, pihaknya sempat mendatangi salah satu dusun di sebuah desa di Kecamatan Lemahsugih. Di dusun tersebut pihaknya merasa kaget sekaligus tersenyum, karena jumlah pendonornya melebihi rata-rata pendonor dalam sehari di wilayah kota.
“Jumlahnya mencapai 40 orang lebih yang mendonorkan darahnya. Yang daftar bahkan ada 50-an. Kalau di kota, paling banyak antara 20 hingga 30 labu.” ucapnya.
Keberhasilan tersebut, lanjut Andi, adalah karena ada pendonor aktif dan rutin, yang mengedukasi masyarakat, sehingga, warga merasa tergerak untuk mendonorkan darahnya.
“Diperlukan edukasi yang baik. Kebetulan di sana itu ada pendonor yang ramah,” ujarnya.
Sementara itu, wakil ketua PMI Majalengka, Momon Lentuk mengatakan meski persentase persedian labu/stok darah di kantornya berkurang, namun, jika melihat dari kuota permintaan, jumlahnya nyaris sama. Dengan kata lain tidak keteteran dan aman-aman saja.
“Aman kondusif, persediaan labu darah memang berkurang, tapi permintaannya pun tidak banyak.” ungkapnya. (MC-02)
Comment here