BERITABUDAYAEKONOMI

Pelaku Seni Lesu Lagi

Sering Diabaikan Pemerintah‎ dan Terlambat Diberi Bantuan

MAJALENGKA – macakata.com – ‎Majalengka kembali memberlakukan perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM). Kondisi ini kembali memukul aktifitas dan pelaku seni di kota BIJB Kertajati ini.

Orderan job dan tampil hajatan yang sempat membuat nafas mereka lega, selama tiga bulan terakhir kini tersendat lagi. Dapur mereka terancam, kebutuhan semakin menipis.

Hal ini dirasakan langsung oleh pelaku seni di Desa Cengal Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka. Salah satunya Taufik. Pria yang akrab dipanggil Wa Geblug ini mengatakan, Padepokan Silat Seni Ujungan Kuda Putih Bunilaya memang harus mendukung pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19.

“Kebijakan dari pihak pemerintah harus dipatuhi‎. Akan tetapi, aktifitas tampilan seni kembali dibatasi. Itu artinya pemasukan kami kembali berkurang,” ungkapnya, Selasa, 08 Desember 2020.

‎Taufik menambahkan, dampak dari berkepanjangan pandemi Covid-19 ini dirasakannya sangat mengganggu aktivitas berkesenian. Ditambah lagi, jejak rekam pihak pemerintah tentang bantuan untuk para pelaku seni, belum begitu dirasakan secara menyeluruh, oleh pelaku seni yang aktif berkesenian di wilayah Majalengka.

‎”Perhatian pemerintah belum menyentuh seluruhnya kepada pelaku kesenian tradisional. Sangat beda dengan pelaku UMKM, bahkan tukang ojeg mendapat bantuan dari dana pemerintah,” ungkapnya.

Sementara itu, pekerja seni lainnya, Fanny Anggarismaya melalui surat terbuka kepada Bupati Majalengka, yang sengaja diunggah di akun medsos  dirinya menyatakan, dia bersama teman-teman para pekerja seni panggung berharap PSBM tidak lagi diperpanjang. Jika pun diperpanjang, aktifitas manggung agar diizinkan.

“Kami sangat berharap kegiatan hiburan di event hajatan kembali diizinkan, agar bisa menafkahi keluarga,” ungkapnya.

Fanny menjelaskan pihaknya tetap mendukung upaya pemerintah, hanya saja, jika berurusan dengan kebutuhan perut dan urusan dapur, pihaknya masih mengandalkan manggung dan tampil. Mengingat, nafkah honorarium mereka ada dalam proses tampil manggung tersebut.

“Tapi kami juga butuh pekerjaan dan tampil manggung, kami butuh lahan kantong-kantong penghasilan. Cara yang kami bisa lakukan, ya manggung,” tuturnya.

Fanny menambahkan, bukannya pekerja seni tidak berusaha mencari pekerjaan lain, tetapi di era pandemi ini dirasakan sangat sulit dengan keterbatasan umur dan keadaan, mencari pekerjaan lain menjadi hal yang sangat sulit sekali.

“Dalam satu event hajatan ada berpuluh-puluh orang yang ternafkahi. Termasuk kami para pekerja seni panggung,” ujarnya.

Bukan hanya Taufik dan Fanny. Pelaku seni lainnya juga berharap sama. Event hiburan hajatan kembali diizinkan. Mereka siap untuk mematuhi regulasi-regulasi protokol kesehatan di event hajatan.

Sementara,berdasarkan hasil rapat melalui virtual di ruangannya masing-masing. Satuan tugas penanganan Covid-19 Majalengka kembali memperpanjang PSBM. ( MC-03)

Comment here