BERITABUDAYA

Jejak Pegon Tentang Margatapa

Foto Dokumentasi Grumala

MAJALENGKA – macakata.com – Belum banyak yang mengetahui tentang jejak tekstual naskah kuno ber-Huruf Pegon, yang ternyata jejaknya ada di Majalengka.  Petunjuk tentang keberadaan naskah Pegon itu, nyatanya ada di Gunung Margatapa.

Bahkan, komunitas paling giat yang cukup bersemangat dan paling rajin mencari prasasti dan peninggalan-peninggalan sejarah, Grup Madjalengka Baheula (Grumala) hanya punya dokumentasi naskah Pegon dalam bentuk fotokopian naskah itu.

‎”Huruf Pegon itu merupakan tulisan Arab, hanya saja tak memakai domah, tajwid dan tanda baca lainnya. Disebut juga tulisan Arab Gundul,” ujar Ketua Grumala, Nana Rohmana, via ponselnya, Jumat, 15 Januari 2021. Bertepatan dengan milangkala Grumala yang ke-7 tahun.

Pria yang akrab dipanggil Mang Naro menambahkan, jika berbicara tentang naskah huruf Pegon, maka di Majalengka memang ada jejaknya yakni di Margatapa. Huruf Pegon pada zamannya selalu dipakai untuk naskah perjanjian dan mata uang koin.

“Di Majalengka ada jejaknya. Bentuknya naskah, dua halaman Huruf Pegon tertulis dalam kayu dan kulit kambing,” ungkapnya.

Naro menuturkan, tentang Huruf Pegon yang ditulis tahun 1794 ada di makam yang ada di Gunung Margatapa. Jejak naskah kuno bertuliskan Huruf Pegon ini, substansinya yakni menceritakan tentang surat tugas untuk tiga orang. Surat itu menginstruksikan supaya tiga orang itu menjadi sekar dalem atau juru rawat pemakaman Kesultanan Cirebon.

“Tiga orang itu yakni‎ Kyai Syarifudin, Kyai Nurqoim dan Muhammad Havidz,” ujarnya.

Naro mengatakan, yang menarik pada surat tugas itu adalah, soal nama Muhammad Havidz. Disebutkan, Muhammad Havidz mendapatkan tanah bengkok di Sindangkasih, karena dulu ada pertentangan dengan orang Sindangkasih, lalu, ia pergi ke tempat yang sepi (tertulis menggunakan bahasa Cirebon, Tapa ning Tor).

“Oleh penerjemah yang menerjemahkan surat itu, diyakini tempat sepi yang dimaksud itu adalah wilayah Margatapa. Selanjutnya diceritakan meninggal, dan nama Muhamad Havidz dimakamkan di tempat itu, yang kini disebut Margatapa,” ungkapnya.

Soal naskah Pegon itu menyebutkan tentang Muhamad Havidz dimakamkan di Margatapa. Diyakini, bukan seorang pangeran yang berasal dari Cirebon. Masa hidupnya diperkirakan tahun 1790-an, bukan 1450-an.

Naskah Pegon asli soal kuncen Muhamad Havidz Margatapa belum ditemukan. Namun, naskah Pegon dari kayu ada di Gunung Wangi, isinya keterangan Makam Bupati Majalengka pertama RT Dendanagara. (hrd)

Comment here