Tudingan Miring Itu Tak Benar, Kuwu Tak Pernah Minta Sejumlah Uang
SUSUKAN – macakata.com – Adanya tudingan miring yang menyudutkan juru kunci dan pemerintah desa di Ujung Gebang Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon tidaklah benar alias hoaks.
Serangkaian tudingan miring itu menyatakan Juru Kunci Buyut Jembar di Desa Ujung Gebang mengalami kerugian puluhan juta.
Sementara kuwu dan perangkat desa Ujung Gebang juga dituding meminta sejumlah uang kepada juru kunci.
Menghadapi tudingan tak berdasar tersebut, pihak pemdes dan jurukunci, didampingi aparat kepolisian dan Koramil, duduk bersama dan menyatakan semuanya baik-baik saja.
Juru Kunci Buyut Jembar (Situs), Desa Ujung Gebang, Wirya mengatakan, tudingan miring yang terdengar sumbang pada telinganya, tentang kerugian hingga puluhan juta akibat harus setor ke pemerintah desa, itu tidaklah benar, itu adalah kebohongan.
“Semua itu tidak benar, kuwu maupun perangkat desa tidak pernah ikut campur dalam kegiatan yang ada di Buyut Jembar seperti unjungan maupun kegiatan lainya, pemdes Ujunggebang tidak tahu menahu, apalagi sampai kuwu meminta uang ke Juru Kunci Buyut itu sama sekali tidak benar. Saya yang mendengar informasi ini merasa perlu klarifikasi ke hadapan kuwu dan pamong desa,” papar Wirya kepada sejumlah media di hadapan tokoh masyarakat dan Babinsa serta Babinkamtibmas, Senin, 01 Maret 2021.
Wirya mengatakan, tudingan tersebut kian santer menyudutkan, bahwa ada perangkat desa yang meminta sejumlah uang dengan mengatasnamakan kuwu. Hal tersebut juga tidak benar, karena kegiatan buyut seperti unjungan dan lainnya itu, telah menjadi urusan Buyut, bukan pemdes Ujunggebang.
“Tidak ada perangkat desa yang datang untuk meminta uang Rp3 juta, terus meminta lagi Rp4 juta, kemudian minta lagi Rp5 juta semua itu tidak benar, bahkan surat keputusan (SK) kuwu terkait kepengurusan buyut harus meminta uang sebesar Rp3 juta itu juga tidak benar, kuwu memberikan SK secara gratis,” tegasnya.
Lebih lanjut, Wirya menjelaskan saat acara Unjungan Buyut hingga rugi sampai Rp.18 juta juga tidak benar, itu hanya ulah oknum yang tidak bertanggung jawab dan ingin memojokan pemerintah desa.
”Sekali lagi terkait kegiatan buyut, pemerintah desa tidak tahu menahu dan tidak pernah ikut campur, semua diserahkan kepada panitia unjungan buyut,” pungkasnya.
Terpisah, Kuwu Desa Ujunggebang Nono Paryono mengatakan pihaknya tidak pernah mengambil uang dalam kegiatan buyut, apalagi sampai menyuruh perangkat desa untuk meminta sejumlah uang kepada kuncen buyut.
“Saya luruskan adanya tudingan miring yang menyatakan saya meminta uang dengan menyuruh perangkat desa kepada juru kuci buyut itu tidak benar, itu hoaks. Kita sudah dengar sendiri pengakuan dari juru kunci, kalau semua itu tidak benar,” kata kuwu.
Nono menjelaskan kegiatan buyut semuanya sudah diserahkan kepada juru kunci, pemdes tidak pernah ikut campur, malah pemdes selama ini memberikan fasilitas untuk menunjang kegiatan-kegiatan buyut.
“Desa Ujunggebang beda dengan desa lain, buyut itu memiliki keistimewaan, memiliki otonomi sendiri mengatur rumah tangganya sendiri, tanpa ikut campur pemdes, sepenuhnya menjadi tanggung jawab buyut dan juru kunci selaku pengelola situs buyut,” ujarnya.
Nono menuturkan, pemdes memberikan tunjangan kepada situs buyut untuk menunjang kegiatan-kegiatannya, seperti tanah bengkok sawah jimat, sawah dalang yang semuanya dikelola untuk keperluan kegiatan buyut.
“Sehingga kegiatan apapun dan program Buyut Desa Ujunggebang bisa terlaksana dengan baik. Sawah seperti sawah bengkok kunci satu bau, sawah dalang dua bau, semuanya total 3,5 bau semua silahkan dikelola dengan baik,” pungkasnya. (Hamdan)
Comment here