MAJALENGKA – macakata.com – Blok Sinapeul Desa Ujung Berung Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka Jawa Barat memang terkenal dengan durian-nya. Durian Sinapeul.
Tak mengherankan jika, di wilayah Desa Ujung Berung itu, di pelintasan jalan raya Rajagaluh-Sumber, banyak berjejeran buah berduri namun mewangi yang harum tercium hidung.
Perkebunan durian di wilayah sini nyaris menjadi pemandangan yang tidak asing. Bahkan, di pekarangan rumah pun, ada setidaknya dua atau tiga pohon durian sengaja ditanam. Menjadi peneduh.
Bila waktunya panen, biasanya dimulai pada bulan November-Desember, buah durian lokal Sinapeul sudah mulai berjatuhan. Siap disantap.
Rata-rata pohon durian akan mulai memanen buah duriannya itu, ketika pohon itu sudah berumur lima atau enam tahun. Jarak hitungnya dimulai ketika mulai ditanam dan tumbuh.
Yang paling menarik, ada pohon durian yang usianya bukan puluhan tahun. Tapi sudah 250 tahun atau 2,5 abad. Pohon durian ini berdiameter cukup besar, hingga kini masih dilestarikan.
“Namanya pohon Durian Perwira, pohon ini sudah berumur dua ratus lima puluh tahun lalu,” ungkap Titin Susilawati, penerus pemilik Pohon Durian bersejarah ini, Jumat, 5 Maret 2021.
Titin, 49 tahun, bersama suaminya terus merawat pohon besar durian yang ada di halaman rumahnya itu. Karena selain sebagai peneduh jika musim kemarau, pohon durian perwira itu masih mampu panen durian cukup banyak.
“Masih kita pelihara, karena ini warisan leluhur dan orangtua saya,” ungkapnya.
Didampingi sang suami, Heri Saptanto, 53 tahun, bercerita tentang pohon durian tersebut memang telah ada sejak zaman kolonial Belanda. Zaman penjajahan dulu.
Heri dan Titin sangat bersyukur, karena pohon durian perwiara yang besar dan cukup tinggi itu, kerap dijadikan bibit tanaman, untuk kemudian dikembangkan oleh para ahli tanaman.
“Pohon durian ini induknya, para pembibit suka ada yang mengambil bahan untuk di-stek di pohon ini,” ungkapnya.
Usia pohon 250 tahun itu hanya perkiraan. Heri dan Titin tidak mengetahui persis tentang usia sebenarnya pohon durian tersebut.
“Pastinya saya kurang tau. Sejak kakek dan nenek saya masih hidup, pohon ini sudah ada.” ungkapnya.
Heri menjelaskan, pohon Durian Perwira di halaman rumahnya itu telah mendapatkan sertifikasi dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Sertifikat itu tercatat dan diberikan sejak tahun 1992 lalu. Sayangnya saat ini, papan sertifikat pohon durian itu kini telah hilang.
Heri bercerita nama Durian Perwira merupakan pemberian dari seorang pelanggan tetap durian, yang seringkali berkunjung ke rumahnya. Pelanggan tetap itu adalah seorang perwira TNI, yang saat itu bernama Kuntara.
“Dinamai Durian Perwira itu, karena tahun 90-an, selalu ada seorang jenderal TNI bernama Kuntara, sering datang untuk mengambil durian dari pohon ini,” jelasnya.
Hingga saat ini, pada musimnya, pohon Durian Perwira masih terus berbuah. Bulan Desember panennya.
“Hanya saja saya lupa, berapa persisnya sekali panen,” pungkasnya. (MC-03)
Comment here