MAJALENGKA – MACAKATA.COM – Nyaris setahun anak-anak belajar di rumah. Kondisi ini membuat kalangan orangtua stress. Juga, membuat anak-anak lebih banyak bermain game online.
Anak-anak sepertinya kecanduan gawai, ponsel itu. Permainan game yang terhubung langsung dengan jaringan internet tersebut, menarik minat anak-anak. Sehingga, aktivitas mereka lebih sering pada ponsel berbasis teknologi masa kini itu.
Rumah Sakit Jiwa di Jawa Barat saat ini telah banyak menampung anak-anak yang kecanduan ponsel akibat game online.
“Namun, bagi para orangtua, tidak bijak jika hanya menyalahkan hape. Sebab, anak-anak saat ini tak punya aktivitas lain. Interaksinya yang paling mudah dijangkau oleh anak-anak adalah ponsel, smartphone itu,” ungkap seorang Mubaligh atau Ustadz Ucu Najmudin, saat mengisi jadwal ceramahnya di Masjid Al-Ishlah Komplek Pesantren Persatuan Islam Majalengka Kulon, Minggu, 21 Maret 2021.
Ucu menambahkan oleh karenanya, pihaknya mendorong agar pembelajaran tatap muka segera dilaksanakan. Menurutnya, jika lebih lama lagi, anak-anak belajar di rumah, maka imajinasi anak-anak akan terserap dan tercurahkan oleh permainan dan game-game online pada ponsel cerdas itu.
“Sekolah tatap muka harus segera dilakukan. Anak-anak tetap butuh bimbingan guru dan tenaga pendidik. Itu positif karena ada pendidikan karakter sekaligus mental. Sekolah tatap muka tidak hanya transfer pengetahuan saja,”ujarnya.
Ustad Ucu menjelaskan saat ini umat Islam akan berhadapan dengan bulan Ramadhan. Sehingga diharapkan imunitas tubuh akan meningkat. Pihaknya berharap pandemi ini segera berakhir. Namun, kalaupun belum berakhir, silaturahmi diharapkan tetap berjalan sebagaimana mestinya.
“Silaturahmi jangan sampai kendor. Atur saja dan patuhi protokol kesehatan. Nanti, pada bulan Ramadhan, waktunya kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan. Ramadhan juga dapat menghangatkan tubuh. Penyakit itu 90 persen berasal dari pikiran,” ujarnya.
Ustad Ucu menyatakan keprihatinannya, karena banyak anak dan remaja yang masuk rumah sakit jiwa di Jawa Barat. Hal itu salah satu faktornya, mengutip dari informasi berita, akibat pembelajaran tatap muka yang digelar secara daring cukup lama. Akhirnya, banyak anak sekolah yang kecanduan gadget/Hape.
Jika Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah tidak dilakukan hingga Juli 2021, maka hal tersebut akan cukup membahayakan kondisi mental anak-anak. Sehingga, pihaknya menyarankan kepada semua pihak, terutama di lingkungan pesantren Persatuan Islam (Persis) agar segera melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Sementara itu, Pengurus PD Persis Kabupaten Majalengka Ustad Aep Saepudin mengatakan, tablig akbar itu rutin dilaksanakan setiap Ahad ke-tiga. Namun pada dua bulan ke depan libur karena Ramadan dan bulan Syawal.
Ketua PD Persis Kabupaten Majalengka, Ustad Acep Saepudin menyebutkan acara tablig akbar di komplek PPI 92 diikuti sekitar 300 jamaah. Pihaknya telah mengingatkan jamaah untuk selalu memperhatikan protokol kesehatan. (MC-03)
Comment here