Oleh : Otong
Biaya Admin Rp2.750, Totalnya Rp6.211
Macakata.com – Biasanya tagihan listrik rata-rata perbulanku hanya kisaran 30 sampai 40 ribu. Meteran listrik masih menggunakan kilometer lama, belum meteran token. Yang setiap kali bayar, harus sebelum tanggal 20 setiap bulannya. Lewat tanggal segitu, biasanya ada tagihan denda.
Tapi itu cukup menenangkan, Gaes. Dibandingkan harus bayar yang versi token, yang sebulan paling murah seratus ribu. Itu menurut saudara saya, yang rumahnya baru dibuat dan baru ditempati. Itu meteran yang satu paket.
Serasa tak percaya ketika membayar tagihan listrik, bulan Agustus 2021. Tertulis dalam item tagihan ketika bayar itu Rp3.461,- tiga ribu rupiah saja, Gaes. Selanjutnya biaya admin Rp2.750, beda tipis, Gaes, dengan harga biaya admin. Meski saya bukan si Abdur, komika asal NTT dengan logat kental khas ketimuran itu, saya tau, perbedaanya hanya terpaut Rp. 711 perak saja, gak nyampe seribu, Gaes.
Itu pun dialami oleh rata-rata tetangga dan saudara saya, yang masih mempunyai meteran jadul, alias bukan meteran token. Rumah ibu saya, nyaris sama, hanya bayar tujuh ribu, aslinya hanya empat ribu sekian, ditambah biaya admin, jadinya, total bayar itu hanya tujuh ribu sekian, gaes. Dalam rumah itu pun, saya hanya punya peralatan tambahan kulkas, televisi dan kipas angin, bukan AC.
Bayangkan jika tagihan listrik kita di rumah selamanya semurah itu. Bahagia sekali kita, meski hanya sesaat saja, yakni pas bayar tagihan listrik saja, haha.
Tapi persoalan keluhan manusia, orang-orang, terutama warga enam dua ini, netizen dengan taglane “maha benar dengan semua perkataan komentarnya” itu, tetap saja tak pernah puas, seolah jauh dari syukur. Ya, kita manusia Gaes, dilahirkan salah satunya untuk mengeluh.
Keluhan lain dari para pedagang, yang saat ini PPKM nya diperpanjang lagi hingga 16 Agustus, nilai tagihan lisrik yang berkurang sangat realistis itu, selanjutnya dilupakan.
Belum lagi dengan sekolah daring yang sudah setahun lebih berjalan di rumah masing-masing. Tiktok ramai oleh sejumlah video yang menyindir tentang kesulitan belajar daring. Alasan kuota, jaringan internet yang tak semua bisa bisa didapatkan. Juga yang tak punya ponsel. Ribuan cerita tumplek. Itulah realiata warga enam dua.
Keluhaan lain muncul dari meteran listrik yang token, yang seolah lancar saja kayak jalan tol, tanpa ada biaya potongan atau diskon. Meteran token berjalan dengan penggunaan listrik pemakaian di rumah, sehingga jika mau awet murah, rumah dengan meteran token itu harus sering gelap, atau kalau mau awet murah seumur umur, sekalian saja jangan ditempati.
Apa kabar PPKM? Ya tulisan ini hanya keluhan sekaligus syukuran. Mengeluh tentang PPKM yang terus diperpanjang, dan mengeluh kapan berakhirnya pandemi global ini. Syukuran sesaat karena tagihan listrik hanya 10 persennya saja. Hanya enam ribu, gaes. Biaya parkir sepeda motor saja, terkadang dua ribu. Itupun terkadang tidak ikhlas, karena rujukan tarif parkir yang sesuai aturan hanya Rp500 atau seribu perak saja. Tuh kaan, mengeluh lagi. Kau ngapain bahas-bahas tentang parkir? Ini bahasan tentang tarif listrik yang gak berbobot. ***
Comment here