BUDAYAFunLifestyleWorld

Melihat Diskusi Asyik Pemuda Majalengka di Saung Eurih

Diskusi asyik saung eurih

Hadir Anggota DPRD dan Dispora

MALENGKA – macakata.com – Pemuda selayaknya menjadi spirit, membuka wawasan, dan harus siap bersaing di era digital ini. Apalagi, Majalengka menjadi sorotan semua pihak, dengan adanya bandara dan akses tol Cisumdawu yang menghubungkannya.

Wacana segitiga rebana dengan adanya pelabuhan Patimban di Subang, juga pembangunan hotel dan penginapan yang kian terus dibangun di wilayah Majalengka, terutama di Kertajati, seharusnya membuat pemuda Majalengka harus lebih dini mempersiapkannya.

Di Saung Eurih, yang tak jauh dari alun-alun Majalengka, Minggu malam, 03 Oktober 2021, berlangsung diskusi yang mengasyikkan.

Dalam diskusi tersebut, poin penting itu muncul diantaranya, Pemuda Majalengka butuh ruang untuk ajang diskusi, agar wawasan kepemudaan lebih meningkat.

Wakil Ketua Komisi 2  DPRD Kabupaten  Majalengka, Fajar Sidiq mengatakan, ketika dirinya  masih menjadi aktivis mahasiswa, ia melihat, masih banyak pemuda-pemudi  yang berdiskusi dan membaca buku, dalam kelompok kecil di kawasan GGM Majalengka.

“Saat ini, saya melihat jarang dan nyaris tak ada. Kini, kaum pemuda lebih asyik memegang ponselnya masing-masing,” ujarnya.

Fajar menambahkan, pemuda itu merupakan penerus dan harapan masa depan, yang akan menerima estafet untuk meneruskan perjuangan bangsa.

“Karena itu harus memiliki spirit dan semangat daya juang yang tinggi. Jangan dulu merasa nyaman dengan situasi terkini, pemuda itu harus bergelora penuh semangat,” ucap mantan Ketua PMII Kabupaten Majalengka ini.

Diskusi di Saung Eurih Majalengka dekat makam Pangeran Muhammad itu berlangsung lebih mengasyikkan lagi, karena ada musisi Iman Sabumi dengan musik khasnya, akustik.

Suguhan musik balada seniman Iman Sabumi, dari Desa Leuwiseeng Kecamatan Panyingkiran itu, makin membuat suasana lebih akrab dan betah. Sajian kopi lokal tubruk tersaji.

Kepala Bidang  (Kabid ) Kepemudaan, Juli Indriyanto Ilmiadi mengatakan, sesuai dengan ketentuan Undang- Undang, yang tergolong pemuda itu adalah orang yang masih produktif, berusia 16 tahun hingga 30 tahun.

“Hanya saja, pemuda saat ini mengalami degradasi  dan perlu dibangkitkan lagi spiritnya,” ucapnya.

Masih kata Juli, Dispora Kabupaten Majalengka terus mendorong agar para pemuda di Kabupaten Majalengka lebih kreatif dan inovatif.

Ajang pemilihan Pemuda Pelopor tingkat Kabupaten Majalengka merupakan upaya untuk  memotivasi para pemuda agar lebih kreatif  dan inovatif dalam segala bidang.

“Kini, telah terbentuk forum Pemuda Pelopor Kabupaten Majalengka,” ujarnya.

Ketua Komunitas Saung Eurih, Eman Kurdiman mengatakan, pemuda itu masanya untuk menjadi “pemberontak” dan selalu harus siap protes. Sehingga memiliki spirit yang harus diperjuangkan.

“Pemuda itu harus memiliki semangat yang bergelora dan spirit, untuk  menjadi penerus perjuangan bangsa ini,” ujarnya.

Hadir pula, Ketua Dekkma Kabupaten Majalengka, Ocky Sandi. Ia menambahkan sikap dan perilaku  para pemuda saat ini,  dipengaruhi oleh sistem  pendidikan  yang diterapkan saat ini.

“Dinas Pendidikan harusnya ikut bertanggung jawab, terhadap sikap para pemuda Majalengka kini,” ucapnya.

Sementara, seniman Iman Sabumi menyebutkan Diskustik Teman Sepaham yang dilaksanakan terbatas itu, tetap mematuhi jaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran covid-19.

“Acara Diskutik ini rutin dilaksanakan setiap bulan, minggu  pertama,” ujarnya.

Terpisah, menurut peserta diskusi, Tommi mengatakan, Majalengka kini sudah tidak ramah untuk  kalangan pemuda.  Lulusaan sarjana di perguruan tinggi  ternama, kini seolah dipaksa harus mau menjadi buruh di pabrik-pabrik yang kini banyak berdiri di wilayah Kabupaten Majalengka.

“Majalengka, kini bukan lagi kota pensiun, tapi kita bangga banyak orang Majalengka yang sukses di luar Majalengka,” ujarnya.

Sementara itu, budayawan Majalengka yang tampil di penghujung diskusi, Oom Somara mengatakan, soal Majalengka dan pemuda, saat ini Majalengka setidaknya masih asyik dengan berseloroh. Setidaknya pemuda dan masyarakat Majalengka masih suka berkelakar dan bercanda.

“Majalengka harus punya pengucapan yang seragam, jangan melulu seragam mengucap Raharja saja,” ujarnya. (hrd)

Comment here