Menguasai Bahasa Inggris, Jerman, Korea, Italia, Portugis dan Brazil
MAJALENGKA –macakata.com – Putri pertama pasangan Karnain dan Aan Hasanah (almh) ini telah menjejakkan kakinya di lebih dari 13 negara di dunia. Linguistik adalah bidang yang selama ini ditekuninya.
Lulus tahun 2004 lalu dari sekolah dasar di wilayah Kabupaten Majalengka, Ana Purwitasari, begitulah nama lengkapnya, meneruskan pendidikan di SMP Negeri 3 Majalengka.
Kemudian, melanjutkan ke SMA Negeri 1 Majalengka dan lulus tahun 2010.
Ana menempuh S1 di salah satu universitas negeri di Kota Bandung dan lulus 2014. Ia mengambil S2 Program Studi Linguistik di Universitas Gadjah Mada dan lulus tahun 2017.
Sementara, untuk Beasiswa S3, Ana meraihnya dari Program Studi General Linguistics and Comparative Philology and Phonetics Spesialisasi Comparative Philology Universitas Oxford, Inggris (sampai sekarang).
Ana, juga menempuh S3 dan Habilitation Program Studi Deutsche Sprachwissenschaft Spesialisasi Deutsche Dialektologie Universitas Freiburg, Jerman (sampai sekarang).
Ana Purwitasari merupakan alumni dari SMAN 1 Majalengka. Sejak tahun 2019, telah menjadi akademisi di luar negeri dengan menjadi dosen di Universitas Freiburg Jerman. Merupakan sebuah impian yang jadi nyata, dapat diterima menjadi dosen di negara Eropa.
Berdasarkan pengalamannya, saat melamar menjadi dosen PNS di Jerman, selain kemampuan akademisi yang mumpuni, Ana membutuhkan dua sertifikat penunjang yaitu IELTS (International English Language Testing System) dan TOPIK (Test of Proficiency Korean as Foreign Language). Ana harus melampirkan Zertifikat Deutsch.
Tekad dan kerja keras gadis asal Majalengka Jawa Barat ini telah berbuah manis. Ana meraih berbagai penghargaan internasional khususnya di bidang Linguistik, bidang ilmu yang selama ini digelutinya.
Ana Purwitasari telah banyak menerima penghargaan. Penghargaan terbaru yang diraihnya dari The 2021 EMA Awards Gala di LA. Kemudian, dilanjutkan dengan International Golden Research Award di bidang Linguistik di India.
Ana Purwitasari juga banyak pengalaman mumpuni di bidang riset. Saat ini, Ana dipercaya menjadi guest editor sebuah jurnal internasional (International Journal of Language and Literature) yang berbasis di Toronto, Kanada.
Setiap minggu, Ana berkutat dengan naskah-naskah jurnal. Ia menyeleksi dan me-review naskah-naskah itu.
Sayangnya, jarang Ana menemukan karya tulis tentang Linguistik, khususnya Linguistik Historis Komparatif, apalagi dari Indonesia.
“Ini peluang bagi warga Indonesia, agar dunia penelitian di dalam negeri bisa terus bergerak lebih maju lagi, agar tidak tertinggal dengan negara-negara lain di dunia,” ujarnya, dalam rilis yang diterima redaksi macakata.com, Senin, 25 Oktober 2021.
Pimpinan World Research Council, Sir Abu, juga menyampaikan, Indonesia termasuk negara yang kurang produktif menghasilkan karya ilmiah, bahkan bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN.
Ana memaparkan, Habilitation merupakan penelitian selama tiga tahun di universitas Jerman, khususnya di negara bagian Baden-Wuerttemberg, untuk memperoleh gelar profesor penuh waktu. Di samping itu, Ana yang penuh talenta ini, juga mengambil S1 Fashion Design Intensive Course Istituto Marangoni Milan, Italia (sampai sekarang).
Ana Purwitasari punya sederet beasiswa dan penghargaan-penghargaan yang diraihnya berikut ini menjadi bukti kecemerlangan pemikirannya: DAAD Sommerkursstipendium (Beasiswa Kursus Bahasa Jerman Musim Panas DAAD) – Kandidat: Stipendium von der Baden-Wuerttemberg Stiftung an der Paedagogischen Hochschule Heidelberg (Beasiswa Pertukaran Pelajar dari Baden-Wuerttemberg Stiftung di Paedagogische Hochschule Heidelberg)
Kandidat : The 2016 Overseas Thesis Research Grant (Beasiswa Penelitian Tugas Akhir Luar Negeri) dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada di Hermann Paul Language Centre dan Badisches Woerterbuch Bibliothek Universitas Freiburg.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Kategori Mahasiswa Berprestasi Jenjang Pascasarjana (Program Magister) Tahun 2016. Oxford Centre for Islamic Studies Scholarship (Beasiswa Pusat Kajian Islam Oxford) untuk Program S3 di Universitas Oxford, Inggris.
Research Ratna Awards 2019 sebagai Best Academician in Linguistics dari RULA Awards India, Idamas Learning Centre Malaysia, World Research Council Amerika Serikat, dan United Medical Council Britania Raya.
International Golden Research Award sebagai The Excellent Young Researcher dari International Science and Social Network India. International Freedom Award dari The 2021 EMA Awards Amerika – Nominasi.
Berbagai pengalaman Ana yang sudah mendunia itu, ia menguasai berbagai bahasa, diantaranya Bahasa Inggris (aktif), Bahasa Jerman (aktif), Bahasa Korea (pasif), Bahasa Italia (pasif) dan Bahasa Portugis Brazil (pasif).
Kini, Ana Purwitasari telah memiliki yayasan yang bergerak di bidang pemberian beasiswa untuk siswa dan mahasiswa berprestasi.
Ana pun melebarkan sayap menjadi seorang pengusaha. Ketiga bisnis yang digelutinya adalah Karafan Shop yang bergerak di dunia mode, Karafan Florist dalam hal jual-beli tanaman bonsai, dan Karafan Bookstore sebagai agensi naskah, baik naskah buku maupun naskah jurnal serta penerjemahan manuskrip buku dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris atau sebaliknya.
Mengenai dunia riset di Indonesia, Ana menyisipkan pesan khusus yakni, iklim penelitian di dalam negeri sebaiknya terus ditingkatkan dengan berbagai cara, misalnya pemerintah memberikan fasilitas seluas-luasnya untuk mengembangkan penelitian di kalangan akademisi tanpa syarat dan pilah-pilah.
“Pemerintah harus bekerja sama dengan pihak swasta untuk menyediakan sponsor, dalam memberikan penghargaan kepada ilmuwan dan akademisi, yang berkontribusi dalam meningkatkan taraf kehidupan bermasyarakat, akses jurnal internasional dibuka selebar-lebarnya, pengadaaan buku referensi yang up to date, dan fasilitas lain seperti pengoreksian hasil terjemahan Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris,” ucapnya. (rilis/tien)
Comment here