BERITABUDAYAKREATIFKULINERLifestyleScienceWISATA

Selain Tahu Tempe, Cisambeng Punya Kreasi dari Limbah Kayu

Workshop Pengembangan Ekonomi Rumahan atau Home Industry Berlangsung Dua Hari

MAJALENGKA – macakata.com – Produksi olahan kacang kedelai menjadi tahu dan tempe di Cisambeng memang telah lumrah dan biasa.

Namun, sudah setahun ini, sejumlah pemuda yang kompak‎ bikin kreasi yang lebih unik dan milenial, menggunakan bahan dasar tahu tempe. Kreasi puding dan brownies dari bahan campuran tahu dan tempe itu, kini telah diproduksi dan dipasarkan.

Sebagai tindak lanjut, sekaligus menggali kreativitas dan inovasi lainnya, ‎Forum Keserasian Sosial “Warga Sadesa” (FKS-WS) Desa Cisambeng Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka, kini telah sukses menggelar workshop penguatan kapasitas ekonomi warga berbasis rumahan.

Hasil dari kegiatan ‎yang berlangsung selama dua hari, dari tanggal 25 sampai 26 Desember 2021 itu menghasilkan kreasi lainnya, yakni kreasi dari limbah kayu dan kulit kayu.

Kegiatan ini berlangsung di gedung yang baru saja beres yakni Ruang Seni Budaya yang berada di Blok Rebo Desa Cisambeng.

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Sosial Kabupaten Majalengka. Acara ini kemudian ditutup oleh Pembina FKS-WS, juga merupakan anggota DPR RI Komisi VIII, KH. Maman Imanulhaq.

Workshop ini diikuti oleh 100 peserta. Terbagi ke dalam dua  bidang keahlian yaitu bidang pengolahan tahu dan tempe, serta pengolahan limbah kayu dan kulit.

Sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut, selain dari unsur pemerintahan (Dinas Sosial Kabupaten Majalengka dan Anggota DPR RI komisi VIII)  juga diambil dari tenaga ahli/ praktisi di bidang kuliner serta handycraft olahan limbah kayu dan kulit.

Ketua FKS-WS, Ade Duryawan mengatakan workshop ini merupakan salah satu bentuk mitigasi konflik sosial di Desa Cisambeng, melalui penyediaan ruang kegiatan atau lapangan kerja untuk warga.

“Diharapkan, masyarakat tidak hanya memiliki keterampilan kerja, namun lebih pada sisi positif yakni dapat meredam konflik sosial, yang terkadang muncul akibat tidak ada kegiatan atau pengangguran,” ujarnya, Rabu, 29 Desember 2021.

Sementara itu, terkait dengan konsep kegiatan, konseptor dan pengurus FKS-WS, Eman Sulaeman menjelaskan, untuk tahun ini kegiatan workhsop lebih diarahkan kepada penguatan ekonomi rumahan (home industry).

Konsep ekonomi rumahan ini, untuk memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat di Desa Cisambeng di tengah situasi keterpurukan perekonomian global akibat wabah Covid-19.

‎”Banyak ilmu dan wawasan baru yang didapat, warga Desa Cisambeng dibekali tehnik-tehnik pengolahan tahu dan tempe yang berkualitas, serta pengolahan limbah kayu dan kulit menjadi produk yang bernilai ekonomi,” ujarnya.

Salah satu produk yang dihasilakan dari workshop tersebut, yaitu berupa dompet ukir dari limbah kulit serta parket/papan lantai dari limbah kayu.

Terpisah, anggota DPR RI, K.H. Maman Imanulhaq mengatakan, pihaknya mendorong anak-anak muda Cisambeng agar selalu berpikir creative dan inovatif di era pasar global ini.

“Saat ini, yang sangat diperlukan adalah kemampuan berpikir kreative dan iovatif, sehingga ke depan tahu dan tempe, sebagai ciri khas Cisambeng, bisa lahir ribuan bentuk, nama dan rasa yang beragam. Ini yang akan menjadi daya tarik dan daya jual ke depan,” ungkapnya.

Sebagai bentuk keseriusannya, K.H Maman Imanulhaq pun memberikan support system kepada FKS-WS berupa peralatan pengolahan limbah kayu. (Rich)

Comment here