Oleh : Noha Dian Saputra
MacaKata.com – Sejumlah pedagang terpaksa menyingkir. Padahal sudah puluhan tahun mangkal di sana.
Aktivitas seniman dalam gudang yang dirakit bambu, berpindah ke sebelahnya yang ruang baru.
Bangunan satunya, yang dulu perpustakaan, juga akan dipugar. Barang-barang seni lukisan, alat-alat musik dan koas kanvas telah mulai diangkut ke ruang sebelah.
Para pekerja berhelm topi, mulai beres memasang pagar pagar seng baja. Tanda pembangunan akan segera dimulai.
Pagar-pagar seng baja itu, seolah bicara lantang,”Kami akan menata Fujasera, kau diam saja dulu, nonton di luar pagar, jangan lihat-lihat ke dalam dulu, karena banyak paku dan palu-palu,” begitulah kalau pagar itu bicara, hehe.
Fujasera Majalengka akan segera ditata. Konsepnya seperti apa. Tak ada informasi yang detail. Mungkin sudah ada cetak biru, tapi dicari di internet, si mbah google belum merespon. Tanda bahwa yang punya konsep, maupun dinasnya sendiri tak bersedia mengumumkan ke publik.
Hanya ada postingan netizen, namun kebenarannya perlu dicari dan kroscek ulang. Zaman digital saat ini, konten pro dan kontra seolah sengaja dibuat.
Ini bukan berita. Ini artikel opini. Masih ada saja yang kurang faham, tentang artikel berita dan opini. Jadi saya tekankan ini artikel opini. Kau tak setuju, itu masalahmu, hehe.
Anggarannya mencapai sembilan koma milyar. Itu cenah, katanya dan katanya. Sedikit lagi sepuluh miliar. Entah akan seperti apa Fujasera setelah ditata.
Setahun lalu, saya sempat ngobrol dengan birokrasi internal, katanya, Fujasera akan ditata, salah satunya dengan konsep wisata kuliner dan olahraga ketangkasan.
Konsep itu mirip-mirip GGM dekat Skay Walk. Artinya, tempatnya tidak berubah. Suasannya nanti, tentu saja akan berubah. Lebih kekinian dan milenial. Mungkin instagramble, dan asyik untuk foto-foto.
Hanya saja orang kecil, rakyat kecil Majalengka bicara. Akankah seperti bangunan-bangunan lainnya? Yang usai dibangun dibiarkan sepi, seperti bangunan yang ada di Talaga itu. Juga di Dawuan dan titik Parkir di Majalengka Kota.
Pagar seng baja itu berdiri di atas pagar terakota yang milenial. Menunjukkan progres pembangunannya yang benar-benar serius.
Hanya saja, Fujsera ditata akan terlihat kontras bila dibandingkan dengan tanah disebelahnya, eks bioskop Majalengka, yang sempat booming dan eksis pada zamannya.
Tanah eks bioskop Majalengka itu, kini dipenuhi rumput liar yang tingginya lebih dari satu meter. Menjulang hijau dari batas trotoar hingga memenuhi tanah tanpa bangunan.
Entah seperti apa penataan Fujasera nanti, mungkin bisa dilihat akhir tahun 2022 mendatang.
Informasi simpng siur lainnya, katanya, Fujasera masa depan akan ada fasilitas SkateBoard. Bagi komunitas pecintanya, itu kabar gembira. Bagi rakyat kecil, itu pertanyaan yang belum terjawab.
Entahlah, besok lusa, apakah para pedagang akan dizinkan berdagang di area Fujasera yang telah ditata? Apakah akan ada kios ataupun stand jualan yang kemudian kosong seperti kios di alun-alun? Semoga Fujasera lebih eksotis dan pedagang kembali bisa berjualan.
Penulis adalah penyuka arsitektur, pengelola rumah baca di Majalengka
Comment here