BUDAYAKREATIFPENDIDIKANScience

Saran Terbaik dari Profesor Sunda Tentang Mendidik Anak

Oleh : Acil

MAJALENGKA – MacaKata.com – Direktur Pascasarjana Universitas Langlangbuana Bandung Prof. Devidesco Cristina Victoria, asal Rumania yang menguasai dan fasih berbahasa Sunda mengatakan, apapun yang berkaitan dengan budaya terutama bahasa Sunda itu sangat kaya.

‎Sebagai salah satu contohnya yakni budaya malu. Budaya malu telah dikenalkan sejak orangtua dulu, ketika ada kunjungan tamu ke rumah. Orangtua biasanya melarang anaknya untuk jangan menemui sang tamu.

“Padahal itu sikap yang keliru. Itu tidak baik bagi mental anak di masa depan. Bagusnya, jika ada tamu, perkenalkan kepada anak. Itu mendidik agar anak berani berhadapan dan berkomunikasi dengan orang asing, orang lain,” ungkapnya, ketika menjadi narasumber seminar di Kemah Literasi Jawa Barat, Kiara Payung, Sabtu, 3 September 2022.

Implikasi mengenai hal itu, budaya malu tersebut harus diubah. Karena akan membentuk mental dan anak yang tidak berani bertemu orang lain.

Makanya mental harus diubah. Beruntung saat ini sudah ada pemimpin dari kalangan orang Sunda.

“Saya kepada mahasiswa selalu mendidik, apapun ilmunya itu bisa dipelajari, karena ilmu dibuat oleh orang, bukan pohon,” ujarnya.

Cristina menambahkan, Budaya Sunda lainnya suka membantu. Itu harus tetap dipupuk. Untuk ‎memuji anak-anak di rumah pun, juga harus diatur untuk edukasi masa depan.

Jangan terlampau memuji anak dengan bahasa yang berlebihan. Akan lebih baik, jika memuji dengan membandingkan tawaran berikutnya, misalnya soal jumlah kelereng yang banyak pada anak, ajarkan kemungkinan bahwa kelereng itu bisa bertambah lagi atau malah bisa jadi berkurang, jika kelereng itu dimainkan dalam permainan bersama teman-temannya. Itu mendidik soal persaingan di dunia nyata‎.

Orang Sunda jarang merantau, itu kenapa? Sebagian unsur soal makanan. Padahal di wilayah lain kalo soal makanan itu juga ada.

Soal merantau juga harus ditanamkan sejak usia dini. Supaya orang Sunda juga banyak di luaran.

Ciri lainnya, Gengsi tinggi orang Sunda. Pokoknya harus terlihat wahh. Tradisi makan berjamaah. Tradisinya sangat bagus dan menyenangkan. Hanya saja generasi saat ini sudah berkurang.

Mayoritas orang Sunda beragama Islam 99,85 persen. Banyak pamali na. Banyak yang tak bisa diterangkan oleh teori ilmu. Di negara saya, Rumania, juga ada istilah pamali, bahkan lebih banyak. Jadi soal Pamali ini harus ada edukasi yang baik pada anak-anak.

Filosofi budaya Sunda yang harus ditanamkan pada anak-anak lainnya, yakni soal Pinter. Motivasi kata pintar harus ditanamkan pada anak.

Cageur, Bageur, Bener, Singer, Pinter. Mengapa pinter terakhir? Ubah itu, jadikan kata pintar dan kaya, harus jadi bagian dari motivasi anak.

Ah ini mah soal menulis padu wae. Anu penting teu copas. Ieu mah uing keur hoream menulis, enyaan. Tapi aslina Ieu kudu diterapkeun euy, kanggo anak-anak urang, minimal anak uing sareng istri, karena itu hasil karya kita berdua. (***)

Comment here