MAJALENGKA – macakata.com – Teknologi yang makin canggih telah menguras hampir semua aktivitas orang yang punya gadget, membuat kalangan milenial atau remaja-remaja melupakan aktivitasnya untuk berkumpul dan bercerita, termasuk melakukan masak bersama anak-anak seusianya.
Aktivitas masak memasak bersama itu, kini sudah mulai jarang dilakukan. Untungnya, sekelompok anak muda di Bantarwaru Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka Jawa Barat, di bulan Shafar ini menyempatkan untuk kembali menghidupkan tradisi lokal membuat apem, atau Ngapem, pekan depan akan hadir Festival Apem.
Kegiatan yang nyaris punah ini, membuat apem bersama anak-anak muda pelajar, telah dilakukan sejak dua tahun terakhir bersama pemuda Bantarwaru Ligung. Tujuannya untuk memelihara tradisi lokal yang sudah turun temurun, sekaligus regenerasi pengetahuan, dan meregenarasi pengalaman supaya para pelajar terlibat langsung membuat apem di bulan Shafar.
Rencananya, pesta membuat apem ini akan ada festivalnya. Direncanakan pada pekan depan. Secara otomatis, bilamana Festival Apem terlaksana, maka akan lebih banyak keterlibatan masyarakat untuk membuat Apem. Selanjutnya, dibagikan dan makan bersama.
Apem merupakan kue yang sengaja dibuat pada bulan Shafar, serta merupakan ciri khas bulan Safar. Apem terbuat dari bahan utama tepung beras, ditambah bahan pendukung lainnya yakni gula dan kelapa. Selanjutnya, ikhtiar bersama yang dikerjakan bareng-bareng.
Salah satu remaja Bantarwaru Kecamatan Ligung, Shalma mengatakan, saat ini memang baru sebatas melakukan persiapan teknis untuk menghadapi Festival Apem. Acara saat ini yakni membaca doa bersama, juga teknis dan teori obrolan tentang cara-cara orang zaman dulu membuat apem.
“Ya asyik banget ternyata. Sewaktu berkumpul ini, kita sejenak melupakan aktivitas gadget, melupakan notifikasi medis sosial yang nyaris setiap menit terus berlalu lintas. Kita lupa sejenak tentang dunia maya,” ujarnya, Selasa, 20 September 2022.
Shalma menambahkan, persiapan ini dilakukan setiap hari dengan cara berkumpul layaknya orangtua dulu sebelum banyaknya produk-produk elektronik. Kini, warga Desa Bantarwaru Kecamatan Ligung Kabupaten Ligung Majalengka tengah bersiap melaksanakan Festival Apem.
” Insya Allah, Festival Apem digelar pekan depan, masih di bulan September.Kami menggelar doa apem bersama warga. Masyarakat Bantarwaru dan sekitarnya. Asyik pokoknya, selepas sekolah, sore hari biasanya kami sudah mulai membiasakan diri untuk mempersiapkan. Supaya pada saatnya festival apem nanti, kita sudah siap seratus persen. Maklum kami masih anak-anak remaja, masih kaku jika diajak masak, apalagi ini masakan kue yang jarang dilakukan,” ungkapnya.
Panitia lainnya sekaligus tokoh pemuda Bantarwaru, Nastain mengatakan, sebagian remaja putri terus berlatih membawa bahan-bahan Apem yakni Beras, Gula Merah, Gula Batu, dan Kelapa. Dengan cara melibatkan para remaja yang masih muda, hal tersebut akan berdampak pada pengalamannya langsung dan tak terlupakan.
“Anak-anak muda juga perlu mengetahui bagaimana dan cara membuat apem. Mengetahui hanya sebatas resep dan teknik, membaca baca resep, atau melihat di video tutorial memasak, itu kurang lengkap tanpa praktek langsung,” ungkapnya.
Nastain menjelaskan, para remaja putri yang terlibat langsung dalam festival apem pekan depan, saat ini telah mulai mengakrabi bahan-bahan atau komoditas yang nantinya akan diolah oleh mereka bersama anak-anak remaja lainnya.
“Menggunakan alat tradisional untuk mendinginkan Nasi, bisa diartikan bahwa kami punya tanggung jawab untuk melestarikan warisan orang tua. Kami juga melibatkan para sesepuh dan mengadakan Doa Apem. Secara garis besar doa apem ini yakni meminta keselamatan dan keberkahan, baik dalam event festival maupun sepanjang hidup,” ucapnya.
Rangkaian persiapan menuju festival Apem di Bantarwaru Kecamatan Ligung Kabupaten Majalengka ini terus dimatangkan. Setiap sore, terlihat selalu saja ada yang berkumpul dan bicara tentang seputar bahan dan resep membuat apem.
Diskusi ini sekaligus membuat kesan hiburan.
“Dalam festival apem pekan depan, nanti kita akan lihat hasilnya. Apem buatan dari sudut pandang remaja, anak muda, maupun orang tua akan tampil dalam festival apem tahun 2022. Ada semacam kompetisi, tapi ini hanya festival, hanya melestarikan tradisi yang telah turun temurun dilaksanakan oleh nenek moyang kita dahulu,” ujar Nastain, warga sekaligus tokoh pemuda Bantarwaru Majalengka. (Acil)
Comment here