MACA – Sebentar lagi, anak-anak Pramuka akan berhadapan dengan kegiatan kemah. Kemah, dalambahasa populer yakni kemping, camping. Tentu saja, bicara tidur di area terbuka dengan fasilitas tenda ini selalu berkesan dan menimbulkan suasana baru dan nostalgia yang menyenangkan.
Ada edukasi petualangan, hingga mengatur ritme kekompakan, sekaligus mengatur porsi tenaga masing-masing individu.
Dalam kemah atau kemping, wajib kiranya ada api unggun. Bicara api unggun, tak melulu soal kayu-kayu bakar yang sengaja dibuat menggunung, lalu disiram bensin atau bahan bakar lainnya, lalu terbakar dan nyanyi-nyanyi riang gembira.
Filosofinya, tak sesederhana itu. Bakar-bakaran ternyata asyik juga dari sisi kebersihan dan higeinis. Banyak makanan yang dibakar terasa lebih enak.
Bila dibandingkan dengan digoreng pakai migor, dengan cara dibakar langsung, diasapkan, barbeque, itu lebih terkesan alami. Sekaligus menunjukkan bahwa sebelum dunia canggih, orang-orang terdahulu memasak makanan dengan cara dibakar.
Daging sapi, kambing, ikan tawar maupun ikan air laut nyatanya lebih enak dimakan dengan cara dibakar. Rasanya lebih natural. Terkesan lebih enak karena ada proses langsung dari si pengkonsumsinya. Sudah segini ajah dulu. ****
Comment here