Oleh : Mustopa
MACA – Hari Sabtu ini kebetulan hari penutupan perkenalan mahasiswa baru di kampus biru, seperti kebanyakan mahasiswa baik itu mahasiswa baru maupun mahasiswa senior kalau sudah begini pasti ada rasa senang yang menggebu-gebu apalagi nanti malamnya ada konser musik Tri Swaka yang lagi viral. Titik kumpul para mahasiswa tampak mulai padat ramai seperti kantin, kafe, sekre UKM dan serambi masjid.
”Andri.., Ghofar.., pesan apa?, minumnya apa?” ucap Yunus
” Es Capucino aja kita mah” sahut Ghofar
”Tumben lu Far, biasanya kan elu esteh buntel yang 2.000-an kan?”
”Huzz ngece lu, masa mahasiswa minum gituan ya Ndri” Ghofar menimpali Yunus sambil matanya melirik ke Andri.
”Andri.., kayaknya dari tadi elu diam aja lagi ada apa sih?, kayaknya pusiiing gitu” ucap Yunus mulai usil.
”Aku sedang memikirkan sesuatu yang sulit untuk diungkapkan di sini” suara Andri lirih, kaya ada yang sedang disimpan.
”Cie, cie.. paling juga sedang mikirin si Ais, si cantik anak Tarbiyah itu kan?” canda Yunus sambil menepuk-nepuk Andri.
Berkumpullah tiga mahasiswa sambil nyeruput es capucino, kopi hitam dan teh bruk untuk menambah suasana tidak lupa gorengan onta (gorengan oncom tahu) dilahapnya habis. Mereka bercengkrama sambil berdiskusi situasi pilpres 2024 lebih banyaknya membahas pacaran atau cinta.
”Apa sih arti cinta?” ucap Yunus memulai diskusi
”Cinta itu tidak dapat dilihat tapi bisa dirasakan dan di raba. Cinta juga laksana sebuah kopi. Jika kopi itu tanpa gula, maka akan terasa pahit dan apabila kopi itu diberi gula pasti akan merasa manis. Itulah cinta laksana secangkir kopi. Sekarang Kita dalam posisi mana cinta yang pahit atau cinta yang manis?” Ghofar menjelaskan panjang gaya-gayanya seperti guru besar profesor.
”Aku tidak sependapat dengan lu Far, menurut aku cinta itu Love is Blind, cinta itu buta. buta karena sudah tertutup hatinya dari segala kekurangan dan keburukan. Cinta juga laksana fatamorgana, kekurangannya tertutup menjadi sebuah keindahan dan kebaikan” jawab Yunus.
”Kalau menurut pendapat kamu bagaimana Andri, dari tadi kerjanya melamun aja?” tanya Yunus dan Ghofar.
”Aku teringat pujangga Khalil Gibran, menurut Gibran, Cinta itu adalah untuk diri sendiri, cinta baginya adalah naluri manusia yang tertinggi. Karena pada hakikatnya manusia memiliki naluri cinta, manusia yang tidak memiliki cinta akan merasa hampa dalam dirinya” jawab Andri kalem.
”Naluri dicintai dan mencintai selalu melekat pada diri manusia itu sendiri. Ada manusia yang cinta pada harta, anak, wanita, dan tahta, sehingga segala sesuatu akan dilakukan demi mendapatkan cinta. Namun cinta sejatilah yang harus dicari manusia agar hidupnya di dunia akan terarah yakni cinta kepada Allah dan Rasulnya” jawab Andri kalem tapi dahsyat.
***
Tidak terasa obrolan sudah sore. Saat sudah menunjukan jam 15.30 kesibukan suasana kampus untuk acara pagelaran musik dan penutupan acara perkenalan mahasiswa baru nanti malam terasa semakin ramai.
Tidak jauh dari kafe tempat mereka nongkrong seorang mahasiswi berhijab melintas dengan mengendarai motor PCX warna merah marun, gaun yang disatu padukan dengan warna motor yaitu gaun busana langsungan berwarna merah agak pias salur-salur, dipundak bergelayut tas gendong keluar dari kampus. Helm warna merah menambah keserasian, orang yang melihat akan susah untuk memejamkan mata
”Ais.. Ais.., sebentar Ais tunggu” teriak Yunus memanggil Aisyah mahasiswa satu angkatan beda jurusan. Aisyah yang dipanggil tidak menoleh karena tidak terdengar tertutup helm.
”Jaaah sudah jauh Aisnya” Yunus memanggil Aisyah sambil berlari-lari.
”Ngapain juga elu kejar-kejar Aisyah Nus?” tanya Ghofar.
”Kasihan tuh si Andri cinta sama Aisyah belum tersampaikan, merindu tak bertepi” goda Yunus.
”Oh ya, tenang kawan sebelum janur kuning melengkung masih banyak kesempatan untuk memilikinya” Ghofar memberi semangat.
”Andri.. coba keluarkan jurus-mu, kamu kan pandai berpantun, pandai berpuisi, pandai buat cerpen, pandai buat buku novel. Aku yakin pasti si Ais berlutut dihadapanmu hahahaha” ujar Ghofar lagi.
Tiba-tiba Andri berdiri membacakan puisi cinta;
Aku senantiasa
teringat Ais di sana
Yang mengendarai PCX merah marun
Duhai, apa urusan Aisyah dengan diriku?
Hatiku senantiasa diselimuti
oleh bayang-bayang perempuan cantik itu
Paras wajahnya
slalu membayangi mataku
dan menghuni batinku.
Duhai, kapankah
aku dapat berjumpa dengannya,
Aku selalu berdoa
Di keheningan malam
Semoga bersama kafilah itu ia datang
dan akupun bertemu.
Plok.. plok.. plok.. Yunus dan Ghofar tepuk tangan.
****
Tibalah acara yang di tunggu para mahasiswa di kampus itu dengan kehadiran bintang tamu Youtuber penyanyi Tri Swaka dari Pendopo Lawas Yogyakarta. Acara sudah dibuka, lagu pertama ada Sajadah Merah dengan diiringi gitar akuistik serasa syahdu dinyanyikan oleh Galih Laura mahasiswi baru yang dipilih oleh panitia. Hadirin pun tepuk tangan meriah.
Lagu berikutnya adalah lagu Merayu Tuhan, lagu yang sedang Hits Viral di dunia maya. Pembawa acara memanggil seorang mahasiswi cantik semester III di kampus ini yang memiliki suara merdu.
”Hadirin yang berbahagia, lagu berikutnya permintaan dari Bapak Rektor yaitu Merayu Tuhan, yang akan dinyanyikan oleh Tri Swaka duet dengan Aisyah artis kampus kita, tepuk tangaaan..” kata pembawa acara bersemangat.
Di saat ku menatap Langit
Apa engkau juga menatapnya
Cobalah kau pejamkan mata
Gerimis jatuh bagai air mata
Kuharap dirimu bisa menunggu
Besar harap aku ingin bertemu
Sumpah mati diriku sangat rindu
Aku coba merayu Tuhanku
Berdoa di dalam sujudku
Jika kita ditakdirkan bersatu
Betapa bahagianya aku
Memiliki kamu anugerah
Kau perhiasan yang ku punya
Kusebut namamu di dalam doa
Semoga kita bersama
Setelah lagu Merayu Tuhan selesai dinyanyikan, pembawa acara mengumumkan ada penghargaan ”Pena Langit Award 2023” oleh Bapak Rektor bagi penulis terbanyak terbanyak di kampus ini.
”Penghargaan Pena Langit Tahun 2023 diberikan kepada ananda Andri dari mahasiswa Jurusan Sastera Indonesia, anak semester III. Dia ini sekalipun masih semester III tapi sudah menulis banyak buku beraliran dakwah seperti Ramadhan Menyapa Penduduk Bumi, Perjalanan Haji Wong Kampung, Santri Juga Bisa Jadi Negarawan, Sang Ayah Melintas Waktu, Puisi untuk Perjuangan Palestina, Antologi Puisi Cinta untuk Baginda Nabi Muhammad SAW dan lain-lain. Saya atas nama pribadi dan atas nama kampus kita tercinta sudah sepantasnya memberikan penghargaan kepada Andri sebagai pejuang literasi kampus kita, saya persilahkan Andri untuk naik ke mimbar ini” ujar pak Rektor dalam sambutannya.
”Saya panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Sholawat dan Salam semoga tercurahkan kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Penghargaan ini saya peruntukkan untuk kedua orang tua saya yang telah mendidik saya sejak kecil sampai sekarang, dan saya khususkan pula persembahan penghargaan ini untuk seseorang yang saya cintai dan sayangi dia ada di tengah-tengah ini, dan dia memiliki suara merdu yang barusan membawakan lagu Merayu Tuhan bersama mas Tri, hemmmuah.. salam sayang dan salam cinta dari pecundang. Andri” kata-kata Andri sambil mengacungkan piala penghargaan.
Hadirin bertepuk tangan bergemuruh riuh di Aula Auditorium. Andri berdiri di sebelah kiri pak Rektor dan Aisyah berdiri di sebelah kanan pak Rektor. Dan Aisyah pun tidak kuasa menahan haru dan emosi merasa bersalah sama Andri, tidak terasa meneteskan air mata.
”Wahai Allah Tuhanku.. Aku coba merayu Mu berdoa di dalam sujudku, jika memang Aisyah ditakdirkan bersatu, Betapa bahagianya aku” Andri terus bersujud dan berdoa di keheningan malam.
”Janganlah engkau punya pikiran salah tentang aku, memang hidupku seperti ini apa adanya. Biarkan semua orang menjauh dariku, asal engkau yang aku cintai tetap ada di sisiku. Dan jika engkau mau menerima cintaku, pinanglah aku dengan Bismillah” kata Aisyah dalam lamunan hatinya. ****
Kampus STID Albiruni Cirebon
10 Oktober 2023
Comment here