MAJALENGKA – macakata.com – Semakin maraknya produk Herbel yang menggantikan pasaran bata merah sebagai bahan bangunan di setiap toko bangunan.
Di Kabupaten Majalengka terdapat sentra bata merah yang sudah terkenal, seperti Jatimulya, Baribis, Kasokandel, Panyingkiran, Ligung .
Seperti yang terjadi di sentra bata merah Desa Baribis Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka. Salah seorang pengusaha bata merah Karjo ( 55 ) yang sudah menggeleuti usahanya sejak tahun 1994 ini.
Saat musim Covid -19 kita juga mengalami keterpurukan dengan lesunya pemasaran selama dua tahun.
Sekarang tambah sepi peminat disebabkan masyarakat kini lebih memilih Herbel ketimbang bata merah.
“Sangat disayangkan, padahal dari segi kekuatan bangunan, dengan menggunakan bata merah bangunan lebih kokoh,” terang Karjo Minggu ( 09/06/2024 ).
Harga bata merah persatuan saat ini Rp.650 ,- di pengrajin dengan ukuran 22 cm x 10 cm dan ketebalan 6 cm. Sedangkan biaya produksi bisa mencapai Rp. 500.000 menghasilkan seribu bata merah .
“Saat ini bahan juga mengalami kenaikan, seperti tanah merah , huut untuk pembakaran sekarung besar Rp. 6.000 kadang sulit mencarinya, sedangkan untuk upah Rp. 25.000,- per orang,” tuturnya.
Karjo dan para pekerja lainnya berharap, Pemerintah untuk dapat lebih bijak mempertimbangkan nasib para produsen bata merah yang semakin sulit, dengan dapat membatasi keberadaan produk Herbel di pasaran, yang mana notabenenya Herbel diproduksi oleh perusahaan besa
“Kalau gak ada pesanan bata merah, ya kami gak kerja, dan kami makan dari mana, berpihaklah pada kami rakyat kecil pak,” keluhnya.
Edi juga berharap kepada Pemkab Majalengka untuk memberikan ruang bagi para pengrajin bata merah, supaya proyek yang ada di kabupaten Majalengka bisa mempergunakan bata merah lokal.
” Minimal bisa memanfaatkan bata merah prodak lokal Majalengka, sehingga bisa mengangkat perekonomian masyarakat , kan banyak proyek – proyek pemerintah,” ujarnya. **
Comment here