BERITAPENDIDIKAN

8.400 Bangunan Sekolah Rusak di Majalengka

Pemerintah Telah Menyiapkan Anggaran Hingga Ratusan Milyar

MAJALENGKA – macakata.com – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Majalengka mencatat, sebanyak 8.400-an bangunan sekolah dalam kondisi rusak. Dari jumlah tersebut, 60 persennya termasuk kategori rusak berat, sisanya masuk golongan rusak ringan dan menengah.

Jumlah ribuan bangunan sekolah itu mayoritas ada di tingkat sekolah dasar. Hanya sedikit saja perbandingannya dengan bangunan sekolah tingkat menengah pertama (SMP).

Hal ini ditegaskan Kadisdik Majalengka, H. Ahmad Suswanto, ketika diwawancara jurnalis usai acara pelantikan 115 kepala sekolah yang baru di aula Dinas Pendidikan, Jumat sore, 03 Januari 2020.

“Kami mencatat, ada sekitar 8.400 -an lebih bangunan sekolah rusak. Detailnya nanti akan kami lampirkan laporannya bersama dokumentasi foto lokasi SD yang rusak. Rinciannya dilengkapi lampiran foto bangunan sekolah rusak, segera kami laporkan kepada pak Bupati,” ujarnya.

Ahmad menambahkan sebagai laporan awal, mengenai kondisi bangunan sekolah yang rusak tersebut, pihaknya telah rapat dan berkoordinasi dengan Bupati Majalengka. Responnya ditanggapi, dan pada tahun 2020 ini telah ada anggarannya sebesar 10 milyar dari APBD untuk rehab sekolah.

“Ditambah dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar 31 milyar dan sumbangan dari provinsi sebesar 163 milyar. Anggaran tersebut semuanya untuk rehabilitasi bangunan sekolah, ” tandasnya.

Ahmad menjelaskan dengan respon anggaran yang sudah ada tersebut, pihaknya menarget bahwa bangunan sekolah yang rusak sudah harus beres pada tahun 2022 mendatang.

‎”Targetnya, pada tahun 2022 mendatang, semua sekolah rusak itu sudah tidak ada. Rehabilitasi bangun sekolah rusak harus sudah selesai pada tahun 2021 mendatang.” ungkapnya.

Sementara itu, pemerhati pendidikan, Mahdi Surahman mengatakan rehabilitasi sekolah harus dibarengi dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) atau kualitas para gurunya, sehingga antara bangunan yang tertampil dalam dunia pendidikan, juga diimbangi dengan guru-guru yang handal dalam hal karakter, wawasan maupun sikap.

“SDM para guru juga harus terus ditingkatkan. Saat ini masih banyak guru yang teksbook, dan kurang inovatif dalam menyampaikan pelajarannya.” ujarnya.

Mahdi berharap terkait rehabilitasi bangunan sekolah, supaya dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Serta memperhatikan kualitas bangunan dan tidak asal-asalan dalam hal pengerjaan.

“Pengerjaan rehab bangunan harus dikerjakan secara maksimal.” ungkapnya. ( Acil)

Comment here