BUDAYATravelWISATA

Bumi Awi Marerang Wisata Bernuansa Bambu di Leuwimunding

MAJALENGKA – macakata.com – Tadinya, lahan seluas satu hektar itu dipenuhi tumpukan sampah. Sama seperti titik tempat lainnya di sebuah kampung, Ruyuk Awi atau kebun bambu di sebuah perkampungan, akrab dengan sejumlah tumpukan sampah.

Kesadaran buang sampah dan ketiadaan tempat pembuangan akhir(TPA) adalah faktor klasik, yang hingga kini masih ngabudaya.

Itu fakta mayoritas. Meski tak semua kebun bambu, selalu dijadikan titik pembuangan sampah. Ditempat lain, yang ada kerajinan anyaman bambu. Kebun-kebun dengan tanaman menjulang tinggi ke atas langit dan berkerumun, dengan diameter pohon satu jengkal tangan orang dewasa, justru malah menjadikan kebun bambu menarik untuk dijadikan spot foto yang instagramble.

Yup! Bumi Awi Marerang. Itulah namanya.

Bumi Awi Marerang Dusun Isser Desa/Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka Jawa Barat ini mengusung konsep wisata keluarga. Menyatu dengan alam.

Saat ini, di Bumi Awi Marerang tengah dibangun kolam renang. Anak-anak dan orangtua bisa tambah betah di wisata bernuansa alam pohon bambu.

Spot instagramble, dengan gantungan pipiti, juga ada pawon emak alias dapur jaman dulu, saung tangga, gazebo dan warung-warung kopi menambah suasana rekreasi lebih hidup.

Tampak menarik lagi, ketika ada pemandangan payung ngagantung. Jejeran belasan payung berwarna warni itu menggantung seperti hantu. Menambah eksotis nuansa wisata alam yang ada di wilayah Kabupaten Majalengka.

Payung-payung berwarna itu diikat dengan benang tali khusus, sehingga, sepintas, belasan payung itu terlihat terbang mengapung.

Kasat mata pandangan mata kita, yang melihatnya spontan menilai takjub dan heran. Setelah dilihat lebih dekat, ada logika pengetahuan tentang payung yang menggantung itu.

Penggagas dan pelopor wisata Bumi Awi Marerang ini, nyatanya lahir dari kalangan perempuan. Warga sekitar yang tinggal di dusun Iser. Prihatin dengan kondisi lahan kebun Awi yang banyak sampah.

Kemudian, ia menggambarkan konsep, lantas disodorkan kepada ibu-ibu seumurannya. Kata sepakat kemudian direalisasikan dalam bentuk tindakan nyata.

“Mulailah Agustus 2020, kami bersih-bersih di sini. Kami hanya sekumpulan ibu-ibu, emak-emak yang ingin mengubah suasana kebun bambu ini,” ungkap Wiwin, pencetus dan penggagas Bumi Awi Marerang.

Wiwin Nurwiyanti, begitulah nama lengkapnya, juga telah membangunkan masyarakat dusun Isser untuk mengembangkan usaha camilan kerupuk. Cemilan ini terbuat dari bahan tunas bambu yang disebut iwung.

“Kerupuk Iwung ini sempat jadi trending topik sampai hari ini,” ungkapnya tersenyum.

Masyarakat dusun Iser Desa Leuwimunding ini terbantu. Setiap akhir pekan, banyak pengunjung berdatangan ke Bumi Awi Marerang. Sebagian buka warung di wisata bernuansa tanaman bambu itu.

“Kami menangkap peluang, menyatukan wisata religi . Di sini ada kabuyutan, di waktu-waktu tertentu banyak orang dari luar daerah ke sini. Pulang dari kabuyutan bisa langsung ke sini,” pungkasnya. ( MC-03)

Comment here