Oleh : Shelby AR
MACAKATA.COM – Bicara tentang kopi adalah tentang selera. Tapi citarasa kopi asli sangat berbeda dengan kopi sachetan yang ada di warung dan toko.
Rasanya, harumnya, jenisnya, racikannya, roastingnya, takarannya, cara menggiling dan ukuran bulat biji kopinya, proses menyeduhnya, alat penghancurnya. Baristanya.
Juga, para petani dan kebunnya. Ukuran dan terbuat dari apa gelasnya. Suhu air panas ketika mau menyeduhnya. Itu semua masih sebagian kecil bahasan, jika berbicara tentang kopi.
Kabar baiknya, kopi lokal di beberapa daerah masih diakui dan dicari. Tersendat hanya masalah pandemi saja. Selebihnya, jika bicara tentang kualitas kopi lokal Majalengka, citarasa Kopi Majalengka punya keunggulan tersendiri.
Banyak kafe bermunculan. Sebagian bertahan. Sebagian matisuri. Sebagian masih berencana untuk buka kafe.
Namun, bicara tentang Kopi Majalengka banyak produk dan brandnya. Mayoritas tanaman kopi ditanam di area pegunungan. Robusta maupun Arabika. Kopi Arabika ditanam pada ketinggian di atas 900 sampai 1200 meter di atas permukaan laut.
Sempat ada film dan bukunya juga yang mengulas tentang kopi. Kopi Indonesia naik daun, bahkan sebelum buku dan film itu diputar.
Filosofi Kopi, menggambarkan sebagian inti dari kekayaan hortikultura Indonesia, hasil kebun yang berkualitas. Petani kopi pun tersenyum.
Dari sisi kesehatan, minum kopi murni asli tanpa campuran gula apapun, nyatanya menyehatkan jantung. Mencegah penyakit yang ada hubungannya dengan memory atau ingatan dalam otak kita.
Tanpa gula, minum kopi lokal Majalengka menyehatkan. Menaburinya dengan gula aren atau gula merah asli, atau gula semut, cocok untuk nuansa santai bersama keluarga.
Bagi yang suka berkarya, tampaknya minum secangkir atau tiga cangkir kopi sehari, mungkin sebuah rutinitas. Konon, minum kopi mendatangkan inspirasi. Itu pengalamanku. Pengalamanmu mungkin lain. Bisa saja kebalikannya.
Tapi percayalah, kopi asli Majalengka berada di tangan-tangan orang atau pelaku usaha, yang mulai memahami arti penting mensejahterakan para petani.
Mereka tak mau lagi berurusan dengan para tengkulak.
Bahkan, jika kau mencari-cari harga kopi perseratus gram di internet, di aplikasi-aplikasi jualan online, kopi Majalengka juga sudah nongkrong di sana. Digitalisasi telah mengakar saat ini. Hingga ke urusan marketing kopi lokal.
Kopi asli lokal memang agak lumayan dari sisi harga. Itu karena memang tanpa campuran bahan lainnya. Murni biji kopi. Tak ada bahan lain yang masuk ke dalamnya.
Saya telah melihat prosesnya. Memang begitulah aslinya. Kenyataannya. Oleh karenanya, para pengusaha kopi tetap bertahan di masa pandemi. Sebagian rugi karena memang ada pembatasan ekspor.***
Penulis adalah penyuka kopi dan kuliner.
Pesan Kopi Hp : 085 322 886 531
Comment here