PENDIDIKANScience

Kurikulum Kehidupan, Solusi Edukasi Munculkan Potensi Anak

Kurikulum Kehidupan

Foto : Ilustrasi anak sedang bermain dengan ibunya di area terbuka Alun-alun Majalengka

Oleh : Shelby AR

MACAKATA.COM– Psikolog Anak Dr. Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto, mengatakan, solusi penanganan anak pada masa pandemi ini tak terlalu sulit. Namun, itu kembali pada situasi keluarga di rumahnya masing-masing. Juga, tergantung pada cara mengatasi emosi.

Sebagai manusia adalah wajar, ketika emosi meningkat lalu muncul amarah. Hanya saja, menurut ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) itu, emosi yang muncul tetap harus bisa dikeluarkan dengan kalimat bahasa yang cerdas.

“Ubah dengan bahasa dan kalimat anak-anak. Kalau saya marah biasanya dengan nyanyi. Itu kelihatan bernyanyi, padahal itu sebenarnya sedang marah,” ujar Kak Seto, dalam pemaparannya ketika diskusi webinar Hari Anak Nasional (HAN), yang diselenggraakan DP3AKB Majalengka, LPAI Kabupaten Majalengka dan Forum Anak, serta Diskominfo, Sabtu, 24 Juli 2021.

Kak Seto, yang menyebut dirinya saat ini telah menginjak usia 70 tahun, sempat berkelakar dengan anggota DPR RI Maman Imanulhaq. Bahwa sebutan “Kak” sudah tak relevan lagi, ia kini telah punya tiga cucu. Peserta webinar pun riuh tersenyum tawa, mendengarkan candaan basa basi dua tokoh yang akrab dengan persoalan anak itu.

Ada pertanyaan yang masuk, lalu dijawab oleh Kak Seto. Persoalan mengatasi atau bagaimana solusinya untuk mengedukasi anak pada masa pandemi Covid 19, Kak Seto lancar menjawab. Berdasarkan surat edaran No. 4 tahun 2020 tentang pendidikan pada masa pandemi, makna pendidikan itu berarti memberikan pengalaman belajar pada anak, tanpa terbebani dengan kurikulum untuk kenaikan kelas atau kelulusan.

“Jadi kuncinya, anak jangan terlalu ditekan untuk lulus atau untuk mendapatkan ranking yang bagus. Tugas tenaga pendidik dan orangtua, harus mampu untuk memunculkan potensi anak sejak dini. Salah satu caranya diajaknya bergembira. Rapihkan meja belajar, rapihkan buku, hal hal sederhana semacam itu, itu juga belajar. Kurikulumnya harus Kurikulum Kehidupan,” ujarnya.

Hari Anak Nasional 2021
Hari Anak Nasional 2021

Kak Seto juga menyebutkan empat poin dasar pendidikan untuk mengedukasi anak-anak, yakni soal etika, estetika, ilmu pengetahuan dan teknologi serta nasionalisme. Etika mencakup tutur kata yang baik dan bersikap sopan santun. Estetika yakni mengenalkan pada keindahan dan kerapihan serta hal-hal yang baik dan tertib. Ilmu pengetahuan dan teknologi, berarti mengenalkan pada bacaan dan kegunaan ponsel, ponsel itu hanya sebuah alat, ketika telah digunakan, maka harus disimpan kembali. Keempat nasionalisme, anak-anak harus diberi contoh tentang nasionalisme.

Sementara itu, anggota DPR RI Maman Imanulhaq menyoroti, bahwa, selama menjadi bagian dari Komisi VIII, pihaknya mengamati pemerintah belum menjadikan prioritas untuk mengatasi persoalan anak, yang terjadi di daearh-daerah yang ada di Indonesia.

“Kami lihat anggaran untuk menangani persoalan anak ini kecil, sangat minim. Rumah Ramah Anak (RAA) di sejumlah daerah itu, sebagian tidak berjalan sebagaimana mestinya. Ternyata, salah satu faktornya karena minim anggaran,” ujarnya.

Maman menyebutkan, saat ini pihaknya mencatat, secara garis besar ada empat kejahatan anak yang mengintai. Diantaranya, foronografi, ekses perceraian orangtua, perundungan atau bullying dan kejahatan cyber.

Webinar Hari Anak Nasional (HAN) ini dibuka oleh staf ahli bidang Pemkumpol Andi Hermawan. Hadir Kepala DP3AKB Nasrudin. Juga diikuti oleh berbagai lembaga seperti LPAI Kabupaten Majalengka, Forum Anak, Umah Ramah, aktivis dan pemerhati anak di Majalengka. Juga live di radio Radika FM.

LPAI Majalengka dan Forum Anak mencatat, selama pandemi memang ada peningkatan pernikahan anak, lonjakannya bahkan dua atau tiga kali lipat.

“Ada 400 lebih pengajuan pernikahan anak selama pandemi tahun 2020, padahal usia mereka belum memenuhi syarat untuk berumah tangga,” ujar Ketua LPAI Majalengka, Aris Prayuda. ***

Penulis adalah pemerhati anak. Pengelola perpustakaan dan taman baca.

Comment here