MACA – Duka yang mendalam atas wafatnya Prof. Dr. K. H. Abdul Syakur Yasin, MA. Beliau adalah seorang ulama kenamaan yang memiliki begitu banyak jemaah yang mencintainya. Ia tidak hanya berdakwah melalui cara tradisional saja, namun juga melalui berbagai platform media.
Channel youtubenya sampai saat ini telah dinikmati jutaan viewers, belum lagi platform lainnya yang begitu luas menjangkau umat dengan berbagai latar. Beliau mengajarkan penguasaan teknologi yang perlu dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat.
Tentu kita sangat kehilangan ulama kharismatik yang dikenal sampai panggung dunia. Sebagai pengagumnya, saya mengerti betul begitu banyak kelebihan yang dimilikinya. Penguasaan atas wawasan keilmuan yang luas, bahkan terkadang memancing kontroversi di tengah masyarakat. Beliau merangsang umat untuk terus berpikir demi kemajuan Islam.
Segala kontroversi selalu ditanggapinya dengan tenang. Baginya perbedaan adalah sunnatullah dan mengedepankan pendekatan dialog. Beliau mengajarkan kita akan pentingnya membaca kitab-kitab pembanding, sehingga tidak perlu menyikapi segala perbedaan dengan emosional.
Buya Syakur juga sangat peduli terhadap pesantren. Beberapa pesantren yang diasuhnya termasuk jaringan pondok yanh dibinanya selalu dikoneksikan untuk saling memberikan ide gagasan dan mengimplementasikan dengan berbagai program seperti pertanian, alih teknologi, dan lainnya.
Yang terakhir Buya Syakur adalah orang yang menggeluti budaya tasawuf dengan kearifan yang tinggi. Banyak sekali orang yang belajar bagaimana mengenal diri, bermuhasabah, serta belajar bagaimana bertarikat di alam. Kadang dengan metode yang terus mendekatkan diri bukan hanya pada Allah dan sesama manusia, tetapi juga kepada alam.
Trilogi itulah yang terus dikuatkan oleh Buya Syakur, bagaimana caranya kita mendekat kepada Allah (habluminallah), dekat dengan sesama manusia (habluminannas), serta dekat dengan alam (habluminalalam).
Selamat jalan Buya, ajaranmu dan juga tarikatmu akan menjadi pegangan untuk kita semua. ***
Comment here