OPINIPARLEMEN

Olahraga Mulut

MACA – Mulut ternyata harus dilatih untuk bicara. Sedari kecil, kita belajar dari lingkungan sekitar. Yang terdekat adalah lingkungan keluarga.

Jika lingkungan keluarga, banyak kata dan kalimat baik-baik serta positif yang keluar dari mulut para ayah dan ibu, maka, si anak akan menyerap kata dan kalimat baik, serta positif. Begitupun jika sebaliknya.

Bilamana banyak perbendaharaan kata dan kalimat yang banyak, maka si anak pun, akan menirunya, bendahara kata akan semakin banyak terserap.

Langkah selanjutnya, bilamana si anak mau pandai bicara dan lancar berkomunikasi, maka, latihan harus berlanjut. Caranya, membaca bersuara. Latihan baca buku, tapi dengan diucapkan secara tegas dan lantang dengan ritme suara yang berbeda beda. Menyesuaikan pelafalan.

Itu sama seperti latihan yang dilakukan oleh sang aktor dan aktris, sebelum shooting video gambar adegan dalam film-nya diambil oleh kameramen. Itu sama seperti seorang kepala dinas, yang baru saja menjabat dan dilantik, dan ternyata dia harus memberikan sambutan dihadapan para pegawainya.

Pun sama, itu juga yang dilakukan oleh para kuwu, ketua kelompok, ketua komunitas, dan semua yang berkaitan dengan seseorang yang harus memberikan sepatah dua buah kata untuk memberikan sambutan.

Kemampuan berbicara yang lancar, tak bisa begitu saja secara alamiah. Orang yang lancar bicara secara alamian, biasanya di lingkungan keluarganya itu diciptakan seperti di alinea kedua dalam opini ini.

Jika lingkungan keluarga penuh kata kata negatif, tidak pernah memberikan kepada si anak untuk berpendapat. Melarang untuk menentukan sendiri argumentasinya, kemungkinan besar si anak akan merasa ketakutan bicara, bila menghadapi situasi serupa di masa yang akan datang. ‎Maka, solusinya, hanya dengan latihan dan menciptakan yang baik baik serta positif, dan membiarkan si anak berpendapat. **

Comment here