Oleh : Hedi Yana
Di wilayah sembilan Kecamatan di Kabupaten Majalengka, meliputi Kadipaten, Dawuan, Kasokandel, Jatiwangi, Palasah, Sumberjaya, Ligung, Jatitujuh, Kertajati dipusatkan sebagai sentra industri.
Sejak dua tahun lalu, di wilayah itu kini sudah berdiri pabrik-pabrik baru. Sementara lahan pertanian akan terus terkikis jika pembangunan pabrik terus bertambah. Dan, rencananya memang, akan ada pembangunan pabrik-pabrik baru.
Secara otomatis, lahan sawah yang biasanya luas berangsur angsur mulai terkikis. Lahan yang biasa ditanami padi itu akan beralih fungsi. Akan berdiri bangunan-bangunan permanen dengan lantai beraneka ragam, mulai dikeramik, dibeton, di paving blok, di cor, sehingga menutupi biofori tanah.
Akibatnya, jika musim hujan, lambat laun tapi pasti, Majalengka bagian utara akan seperti Jakarta, Bandung dan kota besar lain, kebanjiran. Dalih draenase yang kurang penataan menjadi alasan klasik.
Sementara, saat ini musim panen, menjadi pemandangan yang mengasyikan. Sepuluh tahun lagi dari sekarang, pemandangan petani yang sedang menjemur padi, ngagabret padi yang baru saja dipetik, menjemurnya di lapangan luas sepak bola, akan menjadi kenangan usia remaja yang nanti akan beranjak dewasa dan tua.
Momen ini, seiring berjalannya waktu akan menjadi sebuah kerinduan nyata. Mahal. Bagi kita, yang masa kecilnya pernah merasakan makan di sawah, dengan hanya mengandalkan nasi disertai lauk asin dan sambel terasi, kerinduan melihat musim panen mungkin akan membuncah.
Pesan dari melihat petani di musim panen ini sama saja menghidupkan dengan nostalgia yang mewah. Saya tau, terlalu nostalgia juga tidak baik. Tapi saya juga tau, melupakan masa lalu yang indah-indah juga tidak baik. Menikmati dan mensyukurinya adalah cara terbaik.
( Ditulis, Juli 2019 oleh Hedi Yana)
Comment here