BUDAYAGAYA HIDUPWISATA

Beredukasi di Taman Dirgantara

Beredukasi di Taman Dirgantara
MAJALENGKA – Buku dan mendongeng tampaknya masih menjadi minat tersendiri bagi komunitasnya. Para penyuka buku berkumpul di Taman Dirgantara Munjul-Majalengka. Aktifitas tersebut semakin mengedukasi karena adanya buku-buku dalam Kotak Literasi Cerdas (Kolecer).
Bahkan, bagi keluarga yang mencintai anaknya demi masa depan yang lebih cemerlang, sebagian orangtua, setiap sore, selalu ada yang menyempatkan diri untuk bertandang ke Taman Dirgantara ini. Fokus tujuannya sendiri, memberikan contoh pada anak, sang ayah atau ibu, mengambil buku dalam Kolecer. Lalu, dibacakan bersama dengan anak.
Pemandangan tiga orang itu, satu anak diapit oleh ayah dan ibunya, terlihat seperti sebuah iklan promosi. Namun itu nyata dan fakta. Tak percaya? Tanyakanlah langsung kepada pengelola Kolecer di Munjul, yang setiap sore ada di sana, menunggui dan mengelola Kolecer.
Telah tiga bulan ini, Taman Dirgantara, yang ada bangkai pesawat jet di tengahnya itu, mulai bertambah fungsi ‎menjadi lebih positif. Saat ini ada unsur edukasi-nya, berkat adanya Kolecer.
Jika dulu, sebelum ada Kolecer, fungsi taman hanya sekedar untuk bermain, ngabuburit kalau bulan Ramadhan tiba, atau hanya sekedar untuk nangkring makan dan minum, mengingat di pinggir taman banyak pedagang kaki lima berjualan.
Di sini, juga asyik untuk mengobrol. Kerap ditemukan sepasang remaja asyik duduk-duduk di tengah taman, ataupun di sudut taman.
Tetapi percayalah, musim kemarau ini, membuat sepasang remaja menghindari berbuat mesum. Sebagian diantara mereka, bahkan sempat melongok dan meminjam buku di Kolecer.
‎Sebuah penelitian yang dilansir Kompas.com edisi 20/04/2019 yang berjudul — Mana lebih membawa manfaat pada anak : Membaca buku atau Ebook? — kesimpulan dari artikel tersebut, faktanya buku tercetak masih lebih unggul. Alasan si peneliti, karena dengan membaca buku tercetak, ada unsur keterlibatan positif orangtua atau siapapun yang ada di dekat anak. Saat bersentuhan dengan buku dan cara membacanya, si anak merasa lebih nyaman dan diberi kasih sayang sebagaimana adanya.
Siang hari di musim kemarau memang terasa panas. Dimanapun, di tempat terbuka, khususnya di Majalengka, akan terasa tidak nyaman berada di tempat terbuka. Wajar sekali jika di Taman Dirgantara juga terlihat lebih sepi. Tapi percayalah, jika sore, tepatnya mulai pukul 16.30 WIB, Dirgantara yang ada Kolecernya dan Pesawatnya itu mulai ramai dan banjir orang, satu diantaranya ada orang tajir yang menyempatkan ingin merasakan menjadi kebanyakan orang.
Pegiat literasi kota angin, bahkan berharap, ada tempat khusus yang lebih permanen, semacam pojok baca yang refresentatif dangan konsep natural kekinian. Hal itu untuk mendukung program peningkatan indeks baca di Kabupaten Majalengka.
Peningkatan indeks baca di Majalengka, yang telah diteliti oleh seorang dosen dari Universitas Padjajaran (Unpad) angkanya mencapai 53 persen (ada koma-nya, cuma saya lupa berapa). Menurutnya pula, bahwa yang diteliti lebih khusus tentang Indeks Baca Majalengka, bukan minat baca. Sebab jika berbicara tentang minat baca, dengan hadirnya gawai dalam genggaman tangan, minat baca sudah meningkat. ‎
Memasuki era generasi 4.0, yang serba cepat dan instan perlu diikuti secara cerdas, Smart. Seperti Kolecer. Kenapa tetap dihadirkan? Itu karena bentuknya menarik, dan bisa buat selfie dan foto-foto. Background tempat kita berfoto harus tampil menarik bukan? Supaya bisa kita laporkan ke Facebok, Twiiter, Instagram dan aplikasi social media lainnya. Akan tampak keren jika berfoto di dekat Kolecer, apalagi ada latar pesawat terbang di belakangnya.
Sudah banyak yang di foto di sana. Majalengka Banget. Tidak hanya BIJB Kertajati yang menarik untuk difoto. Taman Dirgantara Munjul, Kolecer Majalengka juga mengasyikan. Tak percaya juga? Datanglah tanpa mengeluh.   ( Erik

Istimewa- Mereka gembira di Taman Dirgantara Munjul

)

Comment here