Oleh : Acep Saefuddin
Akhir-akhir ini ada pemandangan yang menarik di beberapa tempat,khususnya di sekolah-sekolah dan instansi pemerintah. Dalam rangka menyambut Hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei Kita menemukan spanduk-spanduk yang bertuliskan thema peringatan “Belajar dari Covid 19”.
Sangat beralasan pengambilan thema itu, disamping saat ini isu sentral adalah tentang pandemic covid 19 yang menggegerkan penduduk dunia, sehingga hampir semua media baik cetak, elektronik bahkan media social pun, dihiasi dengan berita tentang covid 19. Di sisi lain juga mencoba memberi nilai positif terhadap peristiwa ini,bahkan bisa dijadikan sebagai sumber belajar.
Thema ini sungguh sederhana kalimatnya, tapi sangat dalam maknanya. Perlu pemikiran yang jernih untuk menjawab pertanyaan, apa yang bisa kita ambil sebagai pembelajaran dari situasi covid 19? bisakah kita belajar dari sesuatu yang justru telah membuat jagat ini geger, dan membikin suasana horror yang panjang, memporakporandakan tatanan hidup masyarakat, bahkan negara sekalipun, termasuk negara sekelas Amerika Serikat atau Tiongkok yang dijuluki sebagai super power pun dibuatnya panic dan tidak berkutik.
Covid 19 telah menguras tenaga, fikiran, emosi bahkan biaya yang tidak kecil. Hampir semua negara menyiapkan anggaran yang tidak kecil untuk “Melawan” virus yang satu ini.
Di Indonesia saja, pemerintah menganggarkan tidak kurang dari Rp 400 triliun untuk menghadapi makhluk yang jauh lebih kecil dari manusia. Bahkan harus melakukan efisiensi anggaran untuk sector lain demi menghadapi pandemic ini. Saya teringat dengan firman Allah dalam Al-Quran suart Al-Baqoroh Ayat 26 :
“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, Maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?.” dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah], dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik”
Allah tidak segan mengambil perumpamaan semisal nyamuk bahkan lebih kecil dari itu, termasuk Virus diantaranya. Maka sikap orang mukmin meyakini bahwa semua ini adalah benar adanya (Haq) yang datang dari Allah,lain halnya dengan sikap orang kafir,mereka apriori akan hal itu sambil bertanya sinis, “Apa maunya Allah dengan perumpamaan itu?”.
Dalam Al Qur’an banyak ayat bercerita tentang binatang, , diantaranya surat Al Anakbut (Laba-laba), Annaml (semut), Annahl (Lebah) dan yang lainnya. Smua itu diungkap sebagai bahan “Ibroh“ atau bahan pembelajaran untuk kita.
Covid 19 telah menyadarkan manusia, betapa mereka adalah makhluq lemah (QS 4: 28) yang selama ini merasa hebat dengan kemajuan Ilmu dan teknologi, sehingga seolah apapun bisa diraih dengan mudah, tetapi pada kenyataannya, menghadapi makhluq kecil ini tak berdaya apapun.
Yang bisa dilakukan hanyalah bertahan dengan meningkatkan imunitas diri sebagai benteng pertahanan tanpa bisa melakukan “serangan balik” sedikitpun.
Covid 19 telah “Merumahkan” manusia, sehingga tersadarkan betapa rumah adalah tempat terbaik yang ada selama ini, sebagaimana Rasul SAW mengistilahkan dengan “Baity Jannaty” (Rumahku Surgaku). Di rumah akan tumbuh sikap apresiasi (menghargai) satu sama lain diantara penghuninya.
Seorang suami yang selama ini hanya tahu tersajinya hidangan istri sepulang dari pekerjaan, kini tersadarkan betapa pekerjaan istri sejak menyiapkan makanan hingga tersaji, bukanlah pekerjaan sebentar dan mudah. Seorang istri yang selama ini hanya tahu menerima gaji suami, kini melihat betapa pekerjaan suami yang dengan terpaksa dikerjakan semuanya di rumah (WFH), itu bukan pekerjaan yang mudah. Ibu harus memerankan menjadi seorang guru bagi anak-anaknya, karena harus belajar dari rumah, sehingga tersadarkan betapa berat pekerjaan seorang guru dalam mendidik muridnya.
Covid 19 telah mengajarkan betapa sehat itu penting dan berharga. Dari data terakhir saja (Awal Mei) tercatat di Indonesia sudah lebih 12 ribu orang yang terkomfirmasi positif covid 19, dan 800 orang lebih diantaranya yang meninggal dunia,sementara untuk data seluruh dunia tercatat 3 juta lebih yang positif, dan 200 ribu lebih yang meninggal, sebuah jumlah yang tidak sedikit untuk waktu yang hanya 6 bulan.
Maka sejak merebaknya pandemic ini manusia tersadarkan betapa hidup sehat itu penting dan berharga. Setiap orang sekarang lebih aware terhadap kondisi tubuhnya,karena diyakini dengan kondisi tubuh yang baik dalam kata lain memiliki imunitas diri akan bisa menangkal dari terpapar covid 19. Setiap waktu budaya cuci tangan menjadi pemandangan sehari-hari, orang semakin hati-hati dalam mengkonsumsi makanan.
Covid 19 telah “Mereset” bumi ini sehingga kondisi kualitas udara semakin membaik. Polusi udara yang semakin hari semakin memburuk akibat dari asap industri dan asap kendaraan bermotor, mengakibatkan polusi udara yang semakin buruk.
Dalam Science Alert, Selasa (17/3/2020) dikatakan bahwa para astronom menunjukkan adanya penurunan emisi Nitrogen Dioksida di langit Eropa. Dengan menggunakan instrumen Tropomi pada satelit Copernicus Sentinel-5P, astronom mengambil gambar permukaan Bumi yang diambil dari 1 Januari hingga 11 Maret 2020.
Gambar tersebut menunjukkan penurunan nitrogen dioksida, yakni emisi gas buang dari kendaraan bermotor dan asap industri, yang turun secara drastis.
Covid 19 telah menyadarkan kita tentang hakikat hidup, disadari bahwa manusia bukanlah hanya seonggok jasad, tetapi memiliki dimensi ruhani yang lebih abadi, kesadaran spiritual menjadi tren yang semakin meningkat dewasa ini.
Dalam sebuah video di Italy, bahkan kita menyaksikan lantunan adzan dijadikan sebagai penenang saat suasana kegelishan dan rasa takut yang meliputi hampir sebagian masyarakat dunia, ini sekedar contoh sederhana, betapa manusia butuh dengan konsumsi spiritual.
Apa yang terungkap di atas, adalah sebagian dari pembelajaran yang postif dari covid 19 yang bisa kita ambil, masih banyak hal lain yang tidak bisa diungkap semua di sini. Yang terpenting adalah kita yakin bahwa Allah telah “mengutus” covid 19 untuk mengajarkan kita berbagai hal, yang selama ini mungkin terlupakan, serta menjadikan kita semakin yakin bahwa Allah menciptakan apapun di dunia tidak ada yang si-sia /bathil (QS 2:191).Wallahu A’lam. ***
*** Penulis adalah Ketua Pimpinan Daerah Persatuan Islam Majalengka dan kepala Madrasah Aliyah Persis Majalengka, pernah study di Deakin University Melbourne Australia.
Comment here