Seharusnya Pemerintah Melibatkan Banyak Elemen untuk Sosialisasi
MAJALENGKA – macakata.com – Banyaknya masyarakat yang masih berpandangan stigma negatif terhadap pasien kasus positif Covid-19 di Majalengka ditanggapi beragam. Bahkan, sebagian masyarakat menilai, ada kesan pemerintah daerah yang di dalamnya termasuk gugus tugas penanganan Covid-19, seolah-lah menyalahkan masyarakat tentang stigma negatif tersebut.
Sebagian masyarakat tidak terima dengan cara pandang pemerintah yang demikian itu. Alasannya, beragam informasi yang mengerikan tentang bagaimana proses tular Virus Corona ini begitu masif, sehingga dinilai sangat wajar jika masyarakat ketakutan, apalagi jika melihat tim petugas medis yang lengkap berpakaian APD seperti astronot itu. Sehingga sangat wajar jika ada yang masih berpandangan dan menjustice stigma negatif terhadap kasus positif Covid-19 itu.
Ketua PK. Golkar Kecamatan Bantarujeg, Anih Maryanih mengatakan soal stigma negatif, pihaknya berpendapat agar pemerintah tidak terlalu menyudutkan masyarakat. Pihaknya menyarankan sosialisasi yang harus melibatkan seluruh elemen masyarakat sampai ke tingkat desa, harus terus dilakukan.
“Gugus tugas jangan menyalahkan masyarakat, jika masyarakat masih berstigma negatif pada pasien covid-19, mungkin masyarakat belum mendapatkan sosialisasi, informasi yang jelas terkait covid, bagaimana cara menangani, bagaimana harus bersikap. Apalagi di desa-desa yang jauh dari pusat informasi.” ujarnya, Sabtu, 8 Agustus 2020.
Anih menjelaskan masyarakat yang tinggal di desa-desa terpencil, juga terimbas pandemi covid-19. Pihaknya melihat kader posyandu, ibu-ibu PKK, juga akan siap untuk turut mensosialisasikan jika diberikan kepercayaan, dijadikan mitra serta diberikan alat peraga informasi yang cukup.
“Rangkullah elemen lain untuk sosialisasi, jangan hanya menyalahkan warga. Ayo pemerintah daerah libatkan semua elemen masyarakat dalam penanganan covid-19 ini.” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan warga lainnya, Nina Anggraeni. Sebagai masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, di wilayah Majalengka bagian selatan, dirinya melihat dampak Covid-19 ini juga terasa. Apalagi, jika masyarakat kecil melihat langsung proses Lockdwon suatu daerah, ketika ada indikasi warga di daerah tersebut terpapar Corona Virus Desease itu.
“Hanya saja, kesannya terlalu mengerikan. Sebagai contoh, salah satu desa di Kecamatan Malausma, bulan lalu Lockdwon, secara otomatis warga spontan memberikan stigma negatif terhadap wilayah tersebut.” tandasnya. ( MC-02)
Comment here