MAJALENGKA – macakata.com – Kuwu Desa Girimukti Kecamatan Kasokandel Kabupaten Majalengka telah menyatakan undur diri secara lisan, sejak Senin, 31 Agustus 2020, bada Isya waktu setempat.
Dengan dibantu pihak petugas Polres Majalengka dan sejumlah Polsek tetangga, serta TNI dari Koramil, Kuwu Nono akhirnya menemui ratusan warganya yang minta bertemu sejak Rabu, 26 Agustus 2020 lalu. Hanya saja, orang yang dimaksud belum bisa ditemui pada waktu itu. Warga pun kecewa.
Jum’at, 28 Agustus 2020, ratusan warga kembali menanyakan dan ingin bertemu Kepala Desa Girimukti. Namun, lagi, kuwu tersebut juga tidak bisa ditemui, dengan alasan sedang keluar kota.
Ratusan warga akhirnya semakin kecewa. Sehingga berbicara kepada sejumlah media online, diberi batas waktu dua hari agar kuwu tersebut undur diri. Padahal, jika hari Rabu, kuwu yang bersangkutan menemui warga, ada kemungkinan aksi unjuk rasa tersebut tidak akan terjadi.
“Coba dari hari Rabu kuwu menemui warga dan menjelaskan perihal bantuan corona yang tidak transfaran, mungkin kami tidak akan terlalu kecewa,” ujar sejumlah warga Girimukti, yang ditemui Senin siang, 31 Agustus 2020, sewaktu menunggu kuwu yang katanya ada di kantor kecamatan.
Sebagian besar warga, ingin mempertanyakan, bukan hanya soal tidak transfarannya bantuan langsung tunai (BLT) yang tidak merata, namun karena penerima bantuan yang dapatnya orang dengan wajah yang itu-itu saja.
“Tiap bantuan dari berbagai sumber, orangya itu-itu saja,” ungkap warga lainnya.
Masih kata warga setempat lainnya, sebetulnya di hari Jumat, kekecewaan warga bila bertemu kuwu bisa terobati, namun yang menghadapi warga waktu itu, justru perwakilan dari kecamatan.
“Akhirnya masyarakat pun marah, sehingga memberikan deadlane atau batas waktu sampai hari Senin,” ungkapnya.
Warga Girimukti sudah berkumpul pada hari Senin pagi sejak pukul 10.00. WIB. Hingga pukul 16.00 sore, pertemuan tersebut deadlock. Berlanjut pertemuan di kantor kecamatan, hanya saja, warga tidak mau, lalu muncul opsi pertemuan tempatnya di Koramil, namun hanya sebentar karena warga nyaris bersikap anarkis. Pertemuan Berlanjut di desa, hingga selepas Isya, pertemuan baru beres dengan pernyataan Kuwu Girimukti undur diri. Itupun hanya sebatas pernyataan lisan, tapi disaksikan hampir seribuan warga yang hadir.
Sementara itu, Kuwu Girimukti, Nono Sukarno menyatakan kecewa kepada sebagian warga yang ikut berdemo. Alasannya, aksi turunnya ratusan massa tersebut menurutnya belum ada surat ijin. Selain itu, pasca dirinya menyatakan undur diri, ada sejumlah warga yang datang ke rumahnya, meminta maaf.
Menurutnya, ada penekanan tertentu sehingga warga berani turun untuk berdemo, sehingga timbul aksi demo ratusan warga.
”Kalau itu demo, harusnya ada ijin. Saya benar-benar kecewa. Saya menyatakan mundur dari jabatan, karena memang demi situasi kondusif,” ujarnya, seperti dilansir min.co.id, Selasa, 01September 2020.
Terpisah, sejumlah pemerhati wisata mengatakan dengan mundurnya Kuwu Girimukti, kemungkinan ada sejumlah program yang akan terhambat, salah satunya program pengembangan Wisata Gunung Tilu menjadi obyek wisata adrenalin panjat tebing.
Padahal, wisata Gunung Tilu yang tahun 2019 lalu sudah ada festival Kawin Batu, telah cukup banyak mengundang dan mendatangkan wisatawan Ciayumajakuning yang telah datang ke Kabupaten Majalengka. Menyaksikan sendiri prosesi kawin batu yang unik. Gunung Tilu sendiri menjadi ikon yang menarik, serta punya ciri khas dan akan dikembangkan menjadi wisata adrenalin panjat tebing.
“Semoga saja, tidak berpengaruh pada program pengembangan wisata Gunung Tilu,” ungkap pemerhati, yang minta namanya tak disebutkan, mengingat kecintaannya pada wisata Majalengka hanya sebatas hobi, namanya tidak termasuk dalam struktur komunitas manapun.
Saat ini, pelayanan di Desa Girimukti diserahkan ke pihak orang kecamatan. Balai Desa Girimukti itu tampak sepi dan belum beres pembangunannya. (MC-02)
Comment here