MAJALENGKA – macakata.com – Telah dua pekan lebih, jalur Jalan Timur Lintas Majalengka (Jatilima) di area Panyaweuyan Kecamatan Argapura ini dilintasi berbagai merk kendaraan mobil, sepeda motor dan sepeda goes.
Saat ini, tidak hanya motor rakitan trail dan mobil bak terbuka saja yang lewat. Truk besar, bus dan kategori kendaraan mobil besar kini bisa lancar melintasi area Panyaweuyan yang bisa langsung tembus ke daerah Talaga dan Cikijing.
Meski baru beres di titik Panyaweuyan Desa Tejamulya, mulai dari perempatan warung kopi bukit, yang di bawahnya ada Curug Muara Jaya itu, hingga ke perempatan menuju Sangiang Banjaran, lebar jalan yang mencapai 8 meter itu, telah cukup untuk membuat kendaraan melintas dari dua arah tak perlu berhenti ketika berpapasan. Sebelum diperlebar dan diaspal hotmik, jalur berliku, menanjak dan penuh pemandangan menakjubkan terasering Panyaweuyan, dulunya hanya bisa dilalui motor trail rakitan dan satu mobil bak terbuka untuk mengangkut bawang, dan tak bisa berpapasan. Dulu, butuh waktu lama untuk menyiasati papasan satu mobil yang berlawanan arah.
Saat ini, lalu lintas kendaaran mobil dan motor, jika akhir pekan Sabtu-Minggu, sudah seperti jalur jalan raya pada umumnya. Saya membayangkannya seperti menapaki tembok besar China. Jalur tembok besar yang terkenal itu, yang bisa terlihat di angkasa bulan.
Mengapa terlihat seperti Tembok Besar China? Karena saya atau Anda yang melihatnya langsung ketika berada di jalur tersebut, akan melihat hanya satu-satunya jalur hitam aspal di tengah bebukitan dan jurang terjal, tampak mencolok dibandingkan dengan pemandangan bebukitan hijau dan tanaman bawang di sebelahnya. Jalur Jatilma yang sudah terhotmix mulus itu, selalu menjadi bidikan fokus kamera. Titik sentral yang membuat kontras obyek foto, diantara nuansa alam di sisi kiri dan kanannya. YouTuber, Blogger banyak mengabadikan nuansa perubahan area jalan ini.
Saya membayangkan. Ketika nanti akhir Desember 2020 menjelang awal tahun 2021, ketika libur panjang tiba, orang akan berbondong-bondong datang untuk rekreasi atau hanya sekedar keluar dari rumah. Dan, Jatilima akan menjadi tujuan yang murah meriah. Disamping rasa penasaran warga atau netizen untuk melihat langsung perubahan kondisi jalan. Jalan itu tadinya sempit, hieum dan menyeramkan. Kini lebar, cerah (karena sebagian besar tanaman yang membuat teduh itu dipangkas) dan menyenangkan untuk dilalui.
Jika di jalur Lembang-Subang dan jalur Puncak Bogor ada kebun teh yang menyejukkan mata dan membuat hidung menghirup udara segar, maka di Jatilima Panyaweuyan, ada pemandangan terasering tanaman bawang yang memanjakan mata. Pemandangan terindah tingkat dunia itu ada di sini. Majalengka, Argapura.
Fokus pemerintah sepertinya masih pada wisata. Oleh karenanya, rencana pembangunan Jatilima yang memanjang dari Lengkong Sindangwangi hingga Talaga-Cikijing, saat ini baru terlihat jejaknya di area Panyaweuyan saja.
Coba saja goes terus, gas terus, pacu dengan kendaraanmu yang kau bawa, terus melaju dari perempatan bukit itu menuju Argalingga, lalu terus menuju Desa Cikaracak dan Sangkanhurip Kecamatan Sindang. Jalur jalan ini masih sempit, tetapi untuk aspal hotmix masih dalam kondisi bagus.
Majalengka kini punya jalur seperti Jalur Subang-Lembang dan jalur Puncak Bogor. Jalur ini tampil lebih lebar. Hanya saja tetap harus berhati-hati bagi pengendara. Mengingat untuk sisi jurang, belum ada pagar pembatas pengamanan. Serta masih ada dua atau tiga jembatan yang masih sempit. Jembatan itu hanya cukup dilintasi satu kendaraan mobil kecil seperti bak terbuka. Namun itu sepertinya bertahap. Karena yang terpenting saat ini, warga atau pengunjung luar sudah bisa lancar melintasi Panyaweuyan di jalur lainnya. Sebelumnya jika kau mau ke Panyaweuyan, kita harus selalu lewat Sukasari Kaler dan Kidul serta ke jalur Curug Apuy/Curug Muara Jaya. Kini, jalur itu telah lebar, dari Talaga dan Cikijing sudah bisa hinggap lewat jalur ini, tanpa harus memutar ke jalur Cikebo. ****
Penulis adalah travelling, pecinta wisata, pecinta bacaan, penikmat kuliner
Comment here