Kapalnya Tenggelam Sejak 29 Desember 2020 Lalu di Perairan Laut Korea Selatan
MAJALENGKA – macakata.com – Istri dari Anak Buah Kapal (ABK) di Cibasale Majalengka Kulon Kecamatan/Kabupaten Majalengka Jawa Barat menerima santunan dari pihak perusahaan yang memberangkatkannya.
ABK yang dimaksud berinisial IHP (34 tahun) dikabarkan meninggal bersama dua ABK lainnya asal Indonesia. Kapal ’32 Myongminho yang ditumpangi oleh para ABK itu tenggelam saat menangkap ikan di perairan Korea Selatan.
Serikat Pekerja Perikanan Indonesia (SPPI) dan PT. Palomas Sejati sebagai lembaga resmi yang memberangkatkan ABK asal Majalengka, datang menemui keluarganya di Blok Cibasale, RT.01/12, Kelurahan Majalengka Kulon, Kecamatan/Kabupaten Majalengka.
Perwakilan PT. Palomas Sejati, Nurhidin mengatakan pihaknya sengaja datang ke rumah keluarga ABK asal Majalengka sebagai perwakilan dari Menteri Luar Negeri untuk menyampaikan kondisi terkini proses pencarian. Proses pencarian itu telah dilakukan sejak informasi tenggelamnya kapal pada 29 Desember 2020 lalu.
“1000 personel telah diterjunkan oleh Perdana Menteri Korea. Tercatat, kru yang ada di kapal itu ada 7 orang. 3 diantaranya adalah WNI,” ujar Nurhidin usai kunjungan di rumah keluarga ABK, Kamis sore, 07 Januari 2021.
Nurhidin menambahkan tiga ABK asal Indonesia tersebut, hingga kini belum ditemukan. Namun, sebagai langkah solidaritas, sambil menunggu update terkini, pihaknya menyambangi rumah keluarga ABK.
“Seandainya, ABK tersebut ditemukan dalam keadaan meninggal, kami berjanji akan mempermudah proses kepulangannya,” ujarnya.
Meskipun begitu, pihaknya berdo’a dan berharap kliennya tersebut ditemukan dalam keadaan masih hidup.
“Kami akan koordinasi dengan Kemenlu, dibantu SPPI. Oleh karena itu, mohon doa dari semuanya,” jelasnya..
Nurhidin menuturkan, saat ini pihaknya telah melakukan tes kesamaan DNA dengan keluarga ABK. Sehingga, jika nanti ditemukan dalam keadaan meninggal, identifikasi yang bersangkutan bisa cepat dilakukan.
“Kita belum memastikan yang bersangkutan dalam keadaan hidup atau meninggal. Tetapi, jika meninggal, maka kita mengambil sampel DNA dari orangtuanya untuk dikirim ke Korea, supaya mempercepat identifikasi,” katanya.
Sementara itu, istri dari ABK tersebut, Ade, terlihat lunglai, cemas dan terlihat menangis haru. Ia terlihat sangat syok atas peristiwa yang menimpa suaminya. Terakhir komunikasi dengan suaminya sesaat sebelum kejadian kapal itu tenggelam.
“Terakhir saya komunikasi pas kejadian, jadi saya lihat hape dia aktif, dibalas dua kali, tapi setelah itu hanya dilihat saja,” ujarnya, didampingi anggota keluarga lain.
Sebagai catatan informasi, IHP telah sepuluh bulan menjadi ABK di kapal penangkap ikan 32 Myongminho. Kapal itu terbalik di laut dekat Pulau Jeju, Korea Selatan. Sebanyak 3 anak buah kapal (ABK) warga negara Indonesia (WNI) dinyatakan hilang.
Peristiwa itu juga membuat Perdana Menteri Korea Selatan membentuk operasi gabungan yang terdiri dari 964 personel dan mengerahkan 8 kapal selam untuk mencari ketiga warga negera Indonesia (WNI) yang hilang. ( MC-03)
Comment here