MAJALENGKA – macakata.com- Harumnya kopi asli asal Majalengka telah tercium saat butiran coklat kehitaman itu diseduh oleh air panas.
Sedikitnya ada 13 macam olahan yang telah dikembangkannya, yang kemudian menjadi ciri khasnya.
Pengelolanya sendiri adalah anak muda berusia 25 tahun. Namanya Yusuf Bimantara.
Ditemui di warung jajanan kopinya, dekat masjid di Desa Gunung Wangi, Yusuf menceritakan bahwa berkat kopi Gunung Wangi, ia telah mendapatkan pengalaman juga pengetahuan, selain pemasukan uang.
“Saya, pernah juara wirausaha muda 2019 bidang pangan kopi,” ungkapnya, Kamis, 11 Februari 2021.
Yusuf menambahkan, ia kini punya sejumlah petani yang diajak kerjasama. Serta memperkerjakan anak-anak muda sehingga lebih berdaya guna.
“Jadi tak semata-mata karena mencari uang, namun untuk menghidupkan ekonomi lokal,” ungkapnya.
Ada dua jenis kopi yang menjadi andalannya, yakni Arabica dan Robusta. Namun, yang paling banyak itu kategori proses pengolahannya, yakni wine, honey, natural dan masih banyak lagi istilah pengolahan kopi lainnya.
“Ada banyak pengolahannya,” ungkapnya.
Saat ini, Yusuf tengah mengembangkan kopi dari kulit buah kopi. Biasanya kopi itu yang diambilnya adalah bijinya.
“Saya tengah mengembangkan teh dari kulit kopi. Sudah berhasil, Cuma saat ini stoknya habis,” ungkapnya.
Yusuf, pun pernah diundang untuk menjadi narasumber yang berbicara tentang kopi. Ia diundang atas permintaan donatur yang membiayainya.
“Ada yang membiayai, saya berbicara tentang kopi di sebuah hotel.” ungkapnya.
Yusuf ingin membawa nama brand desanya yakni Gunung Wangi. Desa yang masuk Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka Jawa Barat ini memang banyak tanaman kopi.
“Brand yang saya ambil nama desa,” ujarnya.
Soal penjualan, Kopi Gunung Wangi telah merambah luar negeri, yakni Australia.
“Singapura menyusul, cuma belum pas di harga,” tandasnya.
Kopi Gunung Wangi dipasarkan di wilayah Ciayumajakuning. Sehingga dalam hal pemasaran produk kopi, Yusuf sudah tak pusing lagi.
“Lebih dari tiga tahun, saya terus bergelut dengan kopi,” tandasnya.
Kepala Desa Gunung Wangi, Syaeful Uyun mengatakan pihaknya cukup bangga karena ada anak-anak muda yang siap untuk memajukan dan mengembangkan kopi. Terlebih, brand yang diambil adalah nama desa.
“Sehingga hal itu akan sangat baik bagi ekonomi di pedesaan khususnya di desa ini,” ungkapnya. ( NH)
Comment here