BERITABUDAYAPENDIDIKAN

Makin Banyak Perguruan Tinggi, Makin Bagus Dunia Pendidikan Majalengka

Musuh Terbesar Pendidikan Majalengka yakni Pola Pikir Orangtua dan Industri

MAJALENGKA – macakata.com – Semakin banyak perguruan tinggi bermunculan di wilayah Kabupaten Majalengka, itu menandakan iklim dunia pendidikan yang semakin bagus.

Kompetitor yang semakin beragam, justru akan bagus untuk meningkatkan wajah pendidikan Majalengka. Akan semakin banyak orang luar yang berdatangan ke kota Majalengka.

Warung dan toko serta kos-kosan akan semakin merajalela. Peningkatan ekonomi secara alami terbentuk di sekitar kampus-kampus perguruan tinggi.

Saat ini, tantangan terbesar pengelola perguruan tinggi di Majalengka adalah mendatangkan dan merekrut mahasiswa. Hal itu masih terasa berat, mengingat masih banyak cara pikir orangtua yang masih menyuruh anaknya untuk bekerja.

Hal ini ditegaskan oleh Dewan Pembina Kampus STKIP Yasika Majalengka Profesor Cecep Sumarna, usai halal bi halal dengan para mahasiswa dan dosen, juga unusr jurnalis Majalengka, dihadiri ketua PWI Majalengka, Senin, 24 Mei 2024. Protokol kesehatan jaga jarak dan memakai masker diterapkan secara ketat.

“Persaingan itu menyehatkan. Lebih banyak kampus berdiri, lebih banyak Perguruan Tinggi hadir di wilayah Majalengka itu sangat bagus. Musuh terbesar kita saat ini yakni industri dan dan mindset orang tua. Masih banyak orangtua yang punya pola pikir menyuruh anaknya bekerja, sedikit sekali yang kuliah,” ujarnya.

Cecep Sumarna menambahkan, pola pikir atau mindset semacam itu adalah keliru. Namun, hal itu juga menjadi persoalan bersama, menjadi tugas berbagai kalangan untuk mengubah pola pikir orangtua yang salah kaprah tersebut.

“Pemerintah Daerah juga harus ikut andil, termasuk masyarakat dan kalangan lain. Hadirnya perguruan tinggi manapun, akan membantu meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). SDM yang handal dan menguasai banyak ilmu, akan memajukan dan meningkatkan kualitas daerah,” ungkapnya.

Cecep Sumarna mengingatkan masyarakat, bila pola pikir bekerja dan tidak melanjutkan kuliah ke perguruan tinggi, itu sama halnya memelihara pola pikir menjadi jongos di daerah sendiri.

“Jangan sampai jadi jongos di wilayah sendiri. Penonton masih lebih bagus, karena masih mampu untuk beli tiket. Jongos hanya jadi pesuruh,” ungkapnya.

Menurut Guru Besar IAIN Syekh Nurjati Cirebon ini, selama tiga tahun menjadi pembina kampus STKIP Yasika, ternyata kesadaran masyarakat Majalengka akan pendidikan sangat rendah. Keadaan itu berbeda dengan daerah sekitar di wilayah Cirebon, Indramayu dan Kuningan, yang minat masyarakatnya sangat besar.

Dunia Pendidikan Majalengka harus segera dibenahi dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Intervensi Pemkab Majalengka dibutuhkan. Perubahan pola pikir ini harus berjamaah melibatkan banyak pihak.

“Karena tidak bisa dilakukan secara alami.  Sebagai gambaran, Universitas atau Perguruan Tinggi itu akan membuka wawasan dan pengetahuan orang. Nutrisi pendidikan akan membentuk SDM setiap orang, itulah yang akan menjadikan generasi penerus Majalengka berkualitas,” tandasnya.

Ada satu buku yang menyebutkan, kapital terbesar itu bukan kekayaan, bukan juga uang atau emas. Namun kapital terbesar adalah kualitas sumber daya manusia (SDM) yang handal dan pintar serta cerdas mengambil peluang.

Hal senada diungkapkan Ketua STKIP Yasika Arip Amin. Pihaknya mengucapkan banyak terimakasih kepada insan jurnalis yang telah membantu membesarkan kampus Yasika. selama kurang lebih 3 tahun berjalan. Tanpa adanya bantuan dari media, kampus STKIP Yasikan tidak akan mengalami perkembangan dan kemajuan seperti sekarang ini.

“Dukungan dari berbagai unsur masyarakat, termasuk jurnalis Majalengka di dalamnya. Kendati saat ini masih banyak PR pendidikan Majalengka yang perlu diselesaikan dalam waktu dekat ini,” ungkapnya.

Arif Amin menambahkan, pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang membutuhkan kesabaran, ketekunan dan  keseriusan untuk mengubah masa depan menjadi lebih baik serta lebih mudah untuk menghadapi masalah.

STKIP Yasika Majalengka mendorong para mahasiswa meningkatkan prestasi, baik di bidang akademik maupun non akademik seperti halnya seni, olahraga, menulis atau prestasi lainnya di lingkungan kampus sendiri maupun melalui lomba-lomba di berbagai lembaga dan pemerintahan.

“Bagi para  mahasiswa yang berhasil meraih prestasi, STKIP Yasika memberikan penghargaan seperti dalam bentuk beasiswa, pemberian piagam, tropi dan penghargaan lainnya,” ujarnya. (Acil)

Comment here