MAJALENGKA – Hingga menjelang tahun ajaran baru 2021-2022, situasi belajar tatap muka belum bisa dilakukan karena pandemi Covid-19. Menanggapi hal tersebut, Kadisdik Jabar Dedi Supandi menjelaskan, pembelajaran tatap muka mulai akan diterapkan pada tahun ajaran baru 2021-2022.
“Tepatnya tanggal 19 Juli 2021, pembelajaran harus dimulai,” ucapnya, sewaktu diwawancara jurnalis, usai kunjungan monitoring pelaksanaan PPDB di SMAN 1 Majalengka, Selasa sore, 15 Juni 2021.
Hanya saja, Kata Kadisdik Jabar Dedi, jika situasi masih pandemi, maka sistem yang diberlakukan yakni kombinasi antara pembelajaran jarak jauh dan pembejaran tatap muka.
“Dalam hal ini orangtua siswa dan siswanya itu diberi pilihan untuk memilih salah satunya. Sehingga nanti di tahun ajaran baru itu, sebagian siswa ada yang belajar jarak jauh, ada juga yang tatap muka. Ada pilihan buat orangtua siswa, silakan mau yang mana,” ungkapnya.
Kadisdik Jabar Dedi menambahkan soal proses pembelajaran di masa yang akan datang, pihak sekolah memang harus menyediakan sistem Jarak jauh dan tatap muka.
“Jika ada kasus positif Covid-19 kalau yang memilih tatap muka, misalnya, bisa dihentikan sementara, kemudian dilanjutkan kembali,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, salah seorang tua siswa, Samsudin mengatakan pihaknya merasa cukup bangga bisa daftar dan menyekolahkan anaknya ke SMAN 1 Majalengka yang hingga saat ini masih menjadi pavorit.
“Oftimis lolos, anak saya punya prestasi olahraga. Ini sekolah pavorit, tapi saya yakin anak saya diterima di sekolah ini,” ungkapnya.
Kadisdik Jabar Dedi Supandi beserta rombongan meninjau dan monitoring pelaksanaan PPDB di SMAN 1 Majalengka pada Selasa siang, 15 Juni 2021.
Hasil pantauannya secara langsung, Kadisdik Jabar Dedi Supandi mengatakan berdasarkan pantauan monitoring yang telah dilakukannya di sejumlah tempat seperti Bekasi, Bogor, juga beberapa wilayah lain di JawaBarat, termasuk Kabupaten Majalengka, pelaksanaan PPDB online sama sekali tidak ada masalah.
“Server Disdik sama sekali tidak down, hoaks jika ada yang mengatakan itu. Itu hanya gangguan jaringan saja,” ungkapnya.
Kadisdik Jabar Dedi menambahkan pihaknya akan terus mengevaluasi serta akan dilakukan validasi di timgkat pihak sekolah tersebut, yang terus diawasi oleh Disdik Jawa Barat.
“Tidak ada persoalan apapun, saat ini angka pendaftar sudah dia angka tujuh ratus ribu lebih,” ungkapnya.
Kadsidik Jabar Dedi menjelaskan, sebagai alumni dari SMAN 1 Majalengka, pihaknya tetap menjalankan tupoksi sebagaimana mestinya. Dipilihnya lokasi monitorng di SMAN 1 Majalengka karena sekolah tersebut menjadi SMA Pavorit, sehingga sudah semestinya dimonitor.
“Ini kan sekolah pavorit bisa jadi rebutan, makanya kami kami kunjungi,” ujarnya. (MC-03)
Comment here